test

News

Rabu, 5 Agustus 2020 14:56 WIB

Palang Merah Lebanon: Lebih dari 100 Orang Tewas dan 4.000 Luka Berat

Editor: Ferro Maulana

Ledakan di kota Beirut Lebanon. (Foto: PMJ/ Business Insider).

PMJ - Tim Penyelamat Kemanusiaan Lebanon dan Palang Merah Internasional telah menggali puing-puing bangunan dalam menemukan korban serta penyintas yang mungkin selamat dari ledakan dahsyat yang mengguncang Ibu Kota Beirut.

Palang Merah Lebanon menjelaskan jumlah korban meninggal sudah mencapai lebih 100, dengan lebih dari 4.000 lainnya mengalami luka berat.

"Apa yang kita saksikan merupakan bencana besar. Kita temukan banyak korban di mana-mana," terang Kepala Palang Merah Lebanon George Kettani kepada media setempat.

Ledakan di kota Beirut Lebanon. (Foto: PMJ/ Al Jazeerah)

"Lebih dari 100 orang kehilangan nyawa. Tim kami masih melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di wilayah sekitarnya," demikian dijelaskan Palang Merah Lebanon dalam sebuah pernyataan pada Rabu (05/08/2020).

Ledakan itu meluluhlantakkan sebagian Kota Beirut, dengan gelombang kejut yang ditimbulkan dimana menyebabkan kerusakan yang lebih luas. Bahkan mencapai kawasan pinggiran kota.

Presiden Michel Aoun menerangkan, 2.750 ton amonium nitrat telah disimpan secara tidak aman di gudang selama enam tahun menjadi pemicu ledakan tersebut.

Ledakan di kota Beirut Lebanon. (Foto: PMJ/ Al Jazeerah).

Amonium nitrat dilaporkan telah diturunkan dari kapal yang disita di pelabuhan pada 2013, dan kemudian disimpan di gudang di sana.

Tetapi, sejauh ini belum ada pengumuman resmi mengenai penyebab ledakan, dengan pejabat mengatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan untuk menemukan pemicu pasti bencana tersebut.

Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon mengatakan mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi "hukuman maksimum" yang mungkin dijatuhkan.

Ledakan di kota Beirut Lebanon. (Foto: PMJ/ WNEP).

Presiden Aoun telah menjadwalkan pertemuan Kabinet pada Rabu, dan mengatakan mendesak diumumkannya keadaan darurat selama dua pekan. Lebanon juga akan melangsungkan masa berkabung resmi selama tiga hari.

Ia juga mengumumkan bahwa pemerintah bakal mengucurkan 100 miliar lira Lebanon dari dana darurat untuk mengatasi dampak ledakan.

Ledakan itu terjadi pada saat yang sensitif bagi Lebanon, dengan krisis ekonomi yang menghidupkan kembali perpecahan di saat negara itu juga berjuang menghadapi pandemi covid-19. (Sumber: BBC/ FER).

BERITA TERKAIT