test

News

Senin, 9 November 2020 13:12 WIB

Apa Saja Kebijakan Biden dan Dampaknya Untuk Perekonomian Indonesia?

Editor: Etty Kadriwaty

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memberikan ucapan selamat kepada Presiden AS ke-46, Joe Biden. (Foto: PMJ News/Twitter @jokowi)

PMJ – Joe Biden resmi memenangkan Pilpres. Ia segera dilantik menjadi Amerika Serikat (AS). Lalu, akan seperti Amerika Serikat di tangan Biden? Apa kebijakan ekonomi Biden ke depan dan dampaknya untuk Indonesia?

Dalam sebuah konferensi pers online INDEF pada Minggu (18/11/2020), peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho menilai ada 5 arah kebijakan ekonomi Biden.

Pertama, perjanjian perdagangan. Menurut Andry, Biden akan cenderung berfokus pada perjanjian perdagangan kerjasama regional. Biden akan mengerem kerjasama perdagangan yang bersifat bilateral.

Kedua, perang dagang antara AS dan China diperkirakan akan terus berlanjut. Bahkan tensi perang dagang diyakini akan bertambah tinggi.

"Kalau dikatakankan apakah trade war akan menurun tensinya? Saya rasa tidak. Akan tetap ada dan tensinya justru akan meningkat," ucap Andry.

Andry yakin akan hal itu, sebab Biden mengkritik pedas saat Trump menandatangani perjanjian perdagangan fase I dengan China. Biden mengatakan hal itu tidak akan bisa meningkatkan produksi dalam negeri AS dan hanya seperti cek kosong bagi AS.

"Kemudian dia (Biden) akan bekerjasama dengan sekutu AS untuk sama menerapkan trade war kepada China. Ini kemungkinan besar tensinya akan meningkat," tambahnya.

Ketiga, Buy American Plan, merupakan rencana yang dilontarkan Biden dalam kampanyenya.

Dalam rencana ini, Biden berjanji akan menggunakan produk AS yang diproduksi di AS dalam untuk pengadaan infrastruktur di negaranya. Selain itu ada program pemulihan ekonomi dengan membeli barang-barang yang diproduksi oleh AS.

Keempat energi bersih. Biden berjanji akan mengedepankan energi yang ramah lingkungan. Oleh karena itu dia akan membawa AS kembali bergabung dalam Paris Agreement.

Kelima, Biden akan menaikkan pajak perusahaan dari 21% menjadi 28%. Namun seiring dengan itu, dia juga berjanji akan menurunkan minimum tax untuk perusahaan yang ada di luar AS. Hal itu tentunya akan mendorong perusahaan-perusahaan AS berinvestasi di negara-negara berkembang.

Dampak untuk Ekonomi Indonesia

Andry menjelaskan ada beberapa pengaruh terhadap Indonesia dari kemenangan Biden. Pertama ruang kerja sama bilateral antara kedua negara akan lebih ketat.

"Karena kebijakan perdagangan yang jadi referensi oleh Biden adalah regional dari pada perjanjian kerjasama melalui bilateral," ucapnya.

Kedua, ada peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke AS. Ada kemungkinan AS akan meningkatkan keran impor di era Biden.

Ketiga, ada kemungkinan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) dari AS akan meningkat ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal itu lantaran janji politik Biden yang menyebutkan akan menerapkan pajak minimum untuk perusahaan yang berada di luar ketimbang di AS sendiri.

"Itu akan mendorong FDI AS di beberapa negara terutama di negara berkembang akan meningkat. Termasuk rencana investasi di Indonesia, ini yang perlu menjadi perhatian," ucapnya.

FDI sendiri merupakan investasi langsung, seperti perusahaan asing yang mendirikan pabrik di Indonesia. Jika peluang itu dimanfaatkan pemerintah Indonesia, tentu akan banyak tercipta lapangan pekerjaan yang baru.(Ety-02)

BERITA TERKAIT