test

Hukrim

Kamis, 2 Mei 2019 13:16 WIB

Ini Penjelasan Kapolri Terkait Kelompok Baju Hitam Yang Membuat Ricuh di Bandung

Editor: Redaksi

Kapolri Jendral Tito di Gedung Rupatama Mabes Polri. (foto: PMJ/FJR)
PMJ – Terkait massa berbaju hitam-hitam yang membuat ricuh saat aksi Mayday di Kota Bandung, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengatakan kalau kelompok tersebut merupakan anarcho-syndicalism. Jendral Tito menerangkan kalau kemunculan kelompok ini sebagai fenomena di kalangan pekerja di Indonesia. "Ada satu kelompok namanya anarcho-syndicalism, dengan simbol huruf A. Ini bukan kelompok fenomena lokal, tapi fenomena internasional," kata Jendral Tito di Gedung Rupatama Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2019). Jendral Tito mengungkapkan bahwa anarcho-syndicalism adalah doktrin agar pekerja jangan mau diatur. “Jadi maunya pekerja lepas dari aturan dan mereka menentukan aturan sendiri, makanya disebut dengan anarcho-syndicalism,” ujar Jendra tito. Kelompok ini, berkembang di dunia sejak dulu dan baru berkembang di Indonesia beberapa tahun belakangan. "Ini sudah lama berkembang di Rusia, kemudian di Eropa, Amerika Selatan, termasuk di Asia," ungkap Jendral Tito. "Di Indonesia baru berkembang beberapa tahun ini. Kita lihat mereka tahun lalu ada di Jogja, ada di Bandung, sekarang ada di Surabaya, ada di Jakarta. Mereka sayangnya melakukan kekerasan aksi vandalisme dengan coret-coret simbol 'A', ada yang merusak pagar, jalan," sambungnya. Jendral Tito menegaskan pihaknya telah menindak tegas kelompok ini dan telah memerintahkan jajarannya memantau kelompok anarcho-syndicalism di tanah air. "Polri menghadapi situasi itu kita pasti tindak tegas. Saya sudah perintahkan untuk melakukan pemetaan kelompoknya dan melakukan pembinaan kepada mereka," tegasnya. (FJR/BHR)

BERITA TERKAIT