test

VIDEO

Jumat, 24 Maret 2023 15:05 WIB

Emak-emak Menjerit, Harga Bahan Pokok dan Cabai Melonjak

Editor: Langit

PMJ NEWS -  Harga bahan pokok terutama bumbu dapur seperti cabai rawit mengalami kenaikan pada awal Ramadhan 1444 Hijriah di pasar tradisional seperti Pasar Serpong, Tangerang Selatan. Menurut pedagang sayur di Pasar Serpong, harga cabai rawit merah yang mengalami kenaikan tertinggi daripada sayuran lainnya hingga Rp 10.000 per kilogram (kg). Kenaikan harga itu berdampak pada masyarakat Tangsel yang membutuhkan bumbu dapur untuk memasak menu berbuka puasa maupun sahur. Bulan Puasa Serba Mahal Harga awal sebelum puasa Pada hari pertama puasa Ramadhan tahun ini, harga cabai rawit naik dari yang biasanya sebelum puasa Rp 80.000 per kg menjadi Rp 90.000 per kg. "Sekarang (cabai rawit) seperempat itu Rp 23.000. Sekilonya Rp 80.000 tapi sekarang naik jadi Rp 90.000. Cabai yang gede itu Rp 40.000," ujar Rini (30) pedagang sayur. Gara-gara lonjakan harga itu, para pedagang memutar otak agar tetap mendapatkan untung meskipun kecil. Seperti Rini yang menjual cabai rawit eceran dengan harga Rp 10.000 per tiga bungkus plastik kecil yang sebelumnya hanya dibanderol Rp 50.000 untuk dua plastik besar. "Tahu nih, belanja lagi mahal, biasa kalau puasa, Lebaran, itu selalu naik. Biasa goceng (Rp 5.000) dua, kalau dijual segitu tipis (untung), capek doang," ujar dia sambil membungkus belanjaan pembeli. Harga Bawang Putih dan Merah Juga Makin Mahal pada Awal Ramadhan Pasokan kurang Menurut Rini, kenaikan harga itu disebabkan karena pasokan bahan yang kurang. Bukan hanya cabai rawit, tetapi juga sayuran lain bahkan buah-buahan. "Memang kosong di sananya (dari petani). Buah juga sama, kosong di sana, pada libur. Jadi lebih mahal gara-gara itu," ujar dia. Dampak kenaikan harga juga dirasakan pedagang lainnya, seperti Mulyo (38), yang berdagang tepat di samping Rini. Ia menyebut langkanya pasokan sayur dan cabai menjadi penyebab kenaikan harga. Biasanya hal ini terjadi seminggu ke depan saat awal Ramadhan. "Naik harganya, lagi pada mahal. Karena di sananya (petani) masih pada kosong. Pada libur kerja, (makanya) dari cabai (naik) sampai sayuran juga," kata Mulyo. Salah satu ibu rumah tangga (IRT) yang paling merasakan dampak dari kenaikan itu. Walau harga naik, mau tidak mau dia tetap membeli karena kebutuhan keluarga. "Walaupun ini sudah jadi kebiasaan, harga selalu naik, ya tetap saja bikin emak-emak menjerit, kantongnya jebol," tutur Icha .

Selengkapnya di www.pmjnews.com

Download aplikasi pmjnews

Cek selalu story pmjnews