test

Fokus

Minggu, 11 Agustus 2019 20:19 WIB

Refleksi, Semangat Berkurban dan Perputaran Ekonomi Umat

Editor: Redaksi

Berkurban di Hari Raya Idul Adha. (Foto: Dok Net)
PMJ - Setiap tahun umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha. Perayaan Idul Adha yang dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam penanggalan Hijriyah setiap tahunnya ini pastilah identik dengan pelaksanaan ibadah Haji dan penyembelihan hewan kurban. Ibadah Haji merupakan Rukun Islam Kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim. Tentunya yang mempunyai kemampuan baik secara fisik maupun kemampuan finansial. Sedangkan, penyembelihan hewan kurban juga menjadi salah satu ibadah bagi umat Islam dalam rangka meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Di samping itu, pelaksanaan ibadah kurban dengan penyembelihan hewan kurban ini baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak positif terhadap perputaran roda perekonomian umat. Bahkan di Indonesia, jumlah kebutuhan hewan kurban selalu naik setiap tahunnya, di mana pada tahun 2018 lalu, Kementrian Pertanian memprediksi kebutuhan hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha 1438 Hijiyah mencapai 1,5 juta ekor. Angka itu terdiri dari empat jenis hewan kurban yang biasa disembelih oleh masyarakat muslim di Indonesia. Antara lain, s?api sebanyak 462.339 ekor, k?erbau sebanyak 10.344 ekor, k?ambing sebanyak 793.052 ekor, dan domba sebanyak 238.853 ekor. Dengan jumlah tersebut, jika kita menghitung rata-rata harga satu ekor sapi dan kerbau Rp15 juta, dan harga satu ekor kambing dan domba Rp3 juta, maka jumlah rupiah yang berputar dalam sekali pelaksanaan ibadah kurban mencapai kurang lebih Rp 10 triliun. Yaitu, jumlah angka yang tentunya memiliki nilai ekonomis dalam perputaran roda perekonomian Tanah Air. Sementara itu, di tahun 2019 ini, Kementan menyatakan bahwa kebutuhan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha mencapai 1.346.712 ekor, atau meningkat sekitar 10 persen ketimbang tahun lalu, Hewan kurban tersebut terdiri atas sapi, kerbau, kambing, dan domba. Kebutuhan hewan kurban itu seluruhnya dipenuhi dari pasar dalam negeri. Menurut Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Syamsul Ma'arif menuturkan, kebutuhan ternak untuk ibadah kurban tahun ini meningkat sekitar 10 persen dari 2018. Angka tersebut didasarkan pada realisasi penyembelihan hewan kurban nasional pada momen Idul Adha 2018 yang total mencapai 1.224.284 ekor. Rinciannya, ternak sapi 342.261 ekor, kerbau 11.780 ekor, kambing 650.990 ekor, dan domba 219.253 ekor. "Kebutuhan ternak untuk ibadah kurban 2019 meningkat sekitar 10 persen dari kebutuhan 2018,” ujar Syamsul di Jakarta. Syamsul Ma'arif memastikan tidak ada masalah suplai untuk pemenuhan kebutuhan hewan kurban tersebut, pasar domestik mampu mencukupinya. Kebutuhan hewan kurban yang cukup besar tersebut tentunya harus didukung dengan penyediaan hewan kurban oleh peternak. Peluang inilah yang saat ini telah mulai digarap oleh peternak secara mandiri maupun yang diinisiasi oleh beberapa lembaga zakat di Indonesia. Lembaga-lembaga zakat berupaya melaksanakan program yang bermuara pada satu rantai lingkaran distribusi hewan kurban. Pelaksanaan program tersebut diupayakan dapat mendorong sisi fundraising maupun sisi penyalurannya dana ZIS-nya dalam satu program sekaligus. Di sisi fundraising lembaga zakat menerima donasi dan penyaluran hewan kurban dari para pekurban. Kemudian, di sisi penyaluran dana ZIS, lembaga zakat melaksanakan program penyaluran ZIS produktif. Melalui program penyaluran ZIS produktif, lembaga zakat berupaya melakukan pemberdayaan mustahik. Salah satunya dengan mendorong dan melakukan pembinaan serta pendampingan bagi mustahik untuk memelihara hewan ternak yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban. Di satu sisi lembaga zakat dapat melaksanakan program penyaluran dana ZIS-nya melalui pemberdayaan mustahik. Dan di sisi lainnya, lembaga zakat akan memiliki stok kebutuhan hewan kurban, yang diperlukan pada saat pelaksanaan ibadah kurban yang dipercayakan oleh pekurban kepadanya. Dengan pola seperti ini, ibadah kurban selain memiliki dimensi peningkatan ketakwaan secara individual bagi seorang muslim, menunjukkan kepedulian sosial terhadap sesama manusia dan juga tentunya akan memiliki dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan umat. Dengan pengelolaan yang baik atas rantai distribusi kebutuhan hewan kurban diharapkan akan mampu menjadi salah satu roda penggerak kegiatan ekonomi masyarakat. Yang pada akhirnya bersama-sama dengan instrumen ekonomi Islam yang lain akan membentuk kemandirian ekonomi umat Islam khususnya dan perekonomian negara pada umumnya. (FER).

BERITA TERKAIT