logo-pmjnews.com

News

Kamis, 13 Juni 2024 20:05 WIB

Menko PMK: Bahaya Judi Online Mengkhawatikan, Termasuk Perguruan Tinggi

Editor: Hadi Ismanto

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. (Foto: PMJ News/Instagram @muhadjir_effendy)
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. (Foto: PMJ News/Instagram @muhadjir_effendy)

PMJ NEWS - Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy menyebut dampak dari judi online kini makin mengkhawatirkan. Menurut dia, pihaknya akan terlibat dalam penanganan judi online dari sisi dampaknya.

"Pasti terlibat nanti Kemenko PMK, tapi yang memimpin langsung Pak Kemenko Polhukam karena ini ranahnya kan bukan ranah pelayanan berkaitan dengan tugas Kemenko PMK tapi penegakan hukum," ungkap Muhadjir kepada wartawan, Kamis (13/6/2024).

"Jadi tugas Kemenko PMK kalau memang sudah ditahan oleh Pak Menko Polhukam kita membenahi dari sisi dampaknya aja," sambungnya.

Muhadjir mencontohkan dampak dari judi online yakni banyak masyarakat yang menjadi miskin. Pihaknya akan melakukan penanganan dengan memasukkan data warga tersebut ke dalam penerima bansos.

"Kita sudah banyak memberikan advokasi mereka yang korban judi online ini, misalnya kemudian kita masukkan di dalam DTKS sebagai penerima bansos ya," tuturnya.

"Kemudian mereka yang mengalami gangguan psikososial kemudian kita minta Kemensos untuk turun untuk melakukan pembinaan dan memberi arahan," imbuhnya.

Sementara terkait penegakan hukumnya, lanjut Muhadjir, menyerahkan langsung ke Polri. "Itu wewenang Pak Kapolri, tapi saya minta mendapatkan perhatian karena penegak hukum yang mestinya harus memberantas judi online, tapi jadi bagian pelaku," terangnya.

Muhadjir mengatakan, dampak judi online sudah mengkhawatirkan dan telah menyebabkan banyak korban. Bahkan, judi online kini sudah menyasar ke kalangan perguruan tinggi.

"Saya kira kalau bahaya sudah sangat mengkhawatirkan judi online ini karena sudah banyak korban dan juga tidak hanya segmen masyarakat tertentu, misalnya masyarakat bawah saja tapi juga masyarakat atas juga mulai banyak yang termasuk kalangan perguruan tinggi," tukasnya.

BERITA TERKAIT