test

News

Rabu, 6 Maret 2024 17:42 WIB

Polisi: Pembobol Sistem Top-up KMT Mau Naik Kereta KRL Gratis

Editor: Hadi Ismanto

Polres Metro Depok menangkap yang diduga membobol sistem pembayaran atau top up saldo KMT KAI Commuter. (Foto: PMJ News)

PMJ NEWS - Polres Metro Depok menangkap seorang pria berinisial AAH (21), yang diduga membobol sistem pembayaran atau top up saldo Kartu Multi Trip (KMT) KAI Commuter. Dari aksinya tersebut, pelaku meraup Rp12,4 juta.

Kasi Humas Polres Metro Depok, Iptu Made Budi mengatakan motif pelaku membobol sistem top up KMT KRL hingga belasan juta rupiah tersebut hanya ingin naik KRL gratis.

"Pengakuannya dia mau naik kereta api (KRL Commuter Line) secara gratis," ujar Made Budi saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (6/3/2024).

Menurut Made, pelaku mengisi ulang KMT Commuter Line sebanyak 25 kali dengan menggunakan 10 kartu. Dia menyebut AAH tak menjual kartu-kartu yang sudah di-top up.

"(Keterangan pelaku) infonya mau dipakai sendiri," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana mengatakan pelaku membobol system pembayaran Kartu Multi Trip KAI tersebut dari 26-28 Februari 2024. Adapun TKP-nya di Stasiun Kereta Api Depok Baru.

"Cara pelaku meng-hack top up kartu multi trip tersebut dengan mempergunakan ponsel. Pelaku belajar secara autodidak bisa membobol keuangan KAI dari YouTube," ungkap Arya Perdana dalam keterangannya, Selasa (5/3/2024).

Lebih lanjut Arya menjelaskan, penangkapan pelaku berdasarkan laporan kuasa hukum PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Bernado Harungguan Parluhutan.

"Jadi mereka punya sistem di KAI yang melihat kalau orang top up saldo sekian, itu ada datanya berkurang sekian ribu, tapi ini agak aneh transaksinya, lalu dilihat dari kartunya siapa yang top up, itu ketahuannya di situ," tuturnya.

Adapun modusnya, lanjut Arya, pelaku mengisi saldo Kartu Multi Trip KAI menggunakan APLIKASI C-Access dan APLIKASI HttpCanary. Selanjutnya, AAH menggunakan metode pembayaran dengan aplikasi GOPAY dengan mengubah sistem APLIKASI C-Access.

"Sehingga pembayaran atau tagihan administrasi hanya Rp 1 setiap top up, dari top up senilai Rp1 pelaku mendapatkan saldo sampai Rp12.414.998 dari 25 kali transaksi," terangnya.

"Jadi 25 kali top up, pembayarannya hanya Rp25, karena sekali top up hanya Rp1, tapi dapatnya Rp12 juta lebih," imbuhnya.

BERITA TERKAIT