PMJ NEWS -  Perilaku David Arianto Wibowo (38) yang ditemukan tewas membusuk bersama ibunya bunuh diri di dalam kamar mandi rumahnya di Depok disebut memiliki keseharian yang menyendiri.

“Dia banyak menghabiskan waktu di dunia digitalnya, bahkan bisa dikatakan hampir 24 jamnya di dunia digital,” ujar Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Nathanael Elnadus J Sumampouw dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (6/10/2023).

Nathanael menjelaskan, berdasarkan analisis yang dilakukan bersama dengan timnya, David dikatakan memiliki minat terhadap yang bernuansa Jepang.

Hal tersebut disampaikan melalui penyelidikan dari laptop korban dengan situs yang diaksesnya, perilaku korban dari lagu ataupun cuplikan film yang didengar dan ditonton.

“Di laptopnya jadi kami temukan juga apa situs-situs yang diakses oleh yang bersangkutan, bagaimana perilakunya yang bersangkutan secara secara virtual, apa lagu-lagu yang didengarkan, apa cuplikan-cuplikan film yang ditonton dan sebagainya,” kata Nathanael.

“Kami temukan bahwa anak memiliki minat yang dalam terhadap Jepang, dari buku-buku bacaannya, komiknya, tontonannya, lagu-lagunya dan sebagainya,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Nathanael menambahkan, dari koleksi-koleksi yang ditemukan di korban juga terdapat adanya nuansa depresi yang mengarah ke kematian.

“Dari koleksi-koleksi tersebut didapatkan nuansa depresi yang kemudian memang ditemukan ada tema-tema yang mengarahkan kepada kematian,” ucapnya.

“Dan pada anak, tadi dia sudah yang awalnya memiliki ide tersebut, dia juga mempersiapkan, langkah-langkahnya, setting ada ruang sempit, dark room, empty room, itu yang kemudian melatar belakangi pilihannya menjadikan kamar mandi ART (asisten rumah tangga) di belakang rumah sebagai TKP, kalau kami melihat secara psikologis,” tandasnya.