test

Hukrim

Jumat, 7 Agustus 2020 16:10 WIB

Cinta Ditolak, Dosen Ini Tega Habisi Nyawa Kekasihnya

Editor: Ferro Maulana

PMJ - Motif terjadinya pembunuhan terhadap perawat cantik, Intan Mulyatin yang dilakukan oknum dosen, AS (31) akhirnya terungkap.

AS mengaku pacaran dengan Intan Mulyatin sejak tahun 2016 silam. Selama membina hubungan asmara, Intan Mulyatin beberapa kali meminta untuk segera dinikahi.

“Saya pacaran sama dia (korban, red) dari tahun 2016 dan minta kawin beberapa kali,” ungkap pelaku kepada pewarta di Mapolres Bima Kota.

Magister ilmu hukum yang mengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Bima itu mengaku sempat menolak permintaan cewek manis berdarah Aceh-Makassar ini karena belum siap secara finansial.

Korban Intan Mulyatin dan pelaku yang tega menghabisi nyawanya. (Foto: PMJ/ Dok Net)

“Saya bilang belum siap karena belum cukup modal untuk nikah. Bulan 12, tahun 2019 itu dia minta nikah, tapi saya bilang nanti dulu,” ujar AS.

Wakitu itu, pelaku menawarkan kepada Intan bagaimana jika menikahnya bulan Februari 2020. Tetapi, tidak dijawab oleh Intan. Walaupun tak ada jawaban, AS tidak putus asa. Ia kembali menanyakan bagaimana kalau menikah pada bulan Mei 2020. Namun kembali tak ada jawaban pasti.

AS justru mendapat informasi bahwa Intan menikah dengan pria lain dua bulan lagi. Tak ingin didahului orang lain, AS meminta pamannya untuk melamar Intan.

Sakit Hati

Pelaku mengaku sakit hati dan tidak bisa menerima ucapan orang tua korban yang menolak lamarannya. “Kalimat dari orang tua si korban ini agak sulit saya terima,” kesal pelaku saat diintrogasi polisi, seperti yang terekam dalam video yang beredar di media sosial.

AS mengatakan bahwa orang tua Intan Mulyatin yang membuatnya kecewa dan sakit hati. “Walaupun malaikat ganteng datang (melamar) saya akan tetap tolak,” tutur AS menirukan pernyataan orang tua Intan.

AS mengaku sulit menerima bahasa seperti itu dari orang tua Intan karena dia membiayai kuliah Intan Makassar, Sulawesi Selatan. “Apa salah saya? Sementara dia meminta saya membiayai kuliah korban di Makassar,” pungkasnya.

Keterangan Polisi

Kapolres Bima Kota AKBP Haryo Tejo Wicaksono menjelaskan pelaku dan korban sempat adu mulut. Pelaku yang sakit hati dengan korban akhirnya menusuk perawat cantik itu hingga meninggal. “Tersangka ini sakit hati karena lamarannya ditolak orang tuanya,” sambungnya menegaskan.

Haryo Tejo mengatakan, korban pernah kuliah di Makassar. Hasil penelusuran pada akun facebook korban, diketahui korban pernah kuliah di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Sulsel.

Lanjutnya, sebelumnya pelaku membuntuti korban dari Pasar Ama Hami dan saat melintas di Jalan Dana Traha, tersangka kemudian mencegatnya. Ia mengaku awalnya hanya menakuti korban dan tidak berniat untuk membunuh.

“Niat awalnya dari pengakuan pelaku hanya untuk menakut-nakuti saja. Tapi akhirnya dibunuh,” ungkap Kapolres Bima Kota.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal 338 KUHPidana dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. (FER).

BERITA TERKAIT