test

News

Rabu, 5 April 2023 18:00 WIB

Kultum Ramadhan: Alquran Hadirkan Ilmu Pengetahuan dan Penguatan Iman

Editor: Ferro Maulana

Membaca Alquran. (Foto: Dok Net/ Ilustrasi)

PMJ NEWS -  Alquran merupakan salah satu hal yang harus diimani seorang muslim, kita percayai sepenuhnya, sebagai firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.

Adapun kitab yang diturunkan pada bulan Ramadhan tersebut memberikan kita begitu banyak hal. Mulai dari ilmu pengetahuan, ketenangan batin, hingga pada penguatan keimanan.

Tingkat keimanan kita bisa diukur melalui hal-hal yang disebutkan Allah SWT dalam Alqur’an surat al-Anfal ayat 2.

 اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهُ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ.

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal.”

Mengutip pendapat Sayyidina Abdullah bin Abbas, Imam Ibnu Jarir al-Thabari menyampaikan maksud dari bertambah keimanan seseorang manakala dibacakan ayat-ayat Alquran tidak lain karena membenarkan apa yang didengarnya itu.

Orang munafik sendiri tidak akan merasakan getaran di hatinya ketika asma Allah dan ayat-ayat-Nya dibacakan. Dalam pandangan lain, masih menurut Imam Al-Thabari, bertambah keimanan yang dimaksud yaitu bertambah ketakutannya (khasyyah) kepada Allah.

Demikian inilah memang sifat dari orang yang beriman sehingga semakin ia membaca atau gemar menyimak Alquran, makin tebal pula keimanannya dan tetap pula sifatnya. Hal yang sama juga disampaikan Imam al-Qurthubi.

Lebih jauh dirinya mengatakan, maksud dari bertambah iman yaitu iman saat itu bertambah atas iman sebelumnya yakni bertambah luas dadanya dengan semakin banyak ayat yang dibaca atau didengarnya.

Karena itu, makna pokok dari iman sendiri adalah membenarkan. Menurut Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani, jika rasa pembenaran itu kurang, berarti ragu.

Sedangkan, tidak sah iman seseorang yang diliputi keragu-raguan. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, mengapa iman kita perlu diperkuat?

Alasannya, iman juga mengalami fluktuasi. Ada kalanya bertambah, semakin baik dan kuat pada kondisi yang mendukung. Tetapi, dalam situasi tertentu, iman kita juga bisa berkurang.

Imam al-Baghawi menjelaskan, bahwa bertambahnya iman itu manakala kita mengingat Allah SWT, berdzikir menyebut-nyebut nama-Nya, dan memuji-Nya.

Sementara iman itu berkurang di kala kita melupakan amalan-amalan tersebut. Nah, karena itu, kita perlu mengondisikan situasi agar iman kita dapat terus bertambah dan bertambah, tidak malah berkurang dan terus menipis.

Cara terampuh untuk memperkuat keimanan kita, tidak lain yaitu mendengarkan dan membaca Alquran. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT, Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani dalam kitabnya Tukhfatul Ikhwan bi Syarhi Syu’bil Iman menegaskan bahwa membaca Alquran, berdzikir, dan berdoa merupakan salah satu bagian dari 77 cabang iman.

Untuk mempertegas hal tersebut, Syekh Nawawi mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Dailami.

أَعْبُدُ النَّاسِ أَكْثَرُهُمْ تِلَاوَةً لِلْقُرْآنِ

Artinya, “Manusia yang paling menghamba (kepada Allah, beribadah) adalah yang paling banyak di antara mereka dalam mendaras Al-Qur’an.” (HR al-Dailami)

Maka, mari kita semua membaca Alquran sebanyak-banyaknya. Insya Allah, kita semua niscaya diperkuat keimanannya, ditambahkan rasa ketakutan kita kepada Allah SWT.

Sebab, hal tersebut dapat menyucikan kita secara lahir dari akhlak buruk dan batin kita dari sifat-sifat yang tercela. Membaca Alquran dengan penuh keimanan dan perasaan menghamba kepada Allah swt ini membawa kemaslahatan bagi kehidupan kita dan memperbaiki masa depan di akhirat kelak.

Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk dapat melaksanakan salah satu cabang iman ini dan kita termasuk orang yang imannya kian kuat, hidupnya semakin maslahat, baik di dunia maupun akhirat.

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

 

BERITA TERKAIT