logo-pmjnews.com

Kesehatan

Jumat, 10 Februari 2023 10:04 WIB

Studi: Dua Jam Terpapar Polusi Udara Pengaruhi Kerusakan Otak

Editor: Hadi Ismanto

Polusi udara pengaruhi kesehatan. (Foto: PMJ News)
Polusi udara pengaruhi kesehatan. (Foto: PMJ News)

PMJ NEWS - Polusi lalu lintas telah lama dikaitkan dengan masalah kesehatan. Sebuah studi menemukan bahwa menghirup asap knalpot, bahkan meski hanya beberapa jam dapat merusak fungsi kognitif otak.

Seperti dilansir dari laman Daily Mail, Jumat (10/2/2023), para peneliti di Kanada menyebut kerusakan tersebut menyebabkan perubahan yang signifikan hanya dalam waktu dua jam. Polusi udara tidak hanya mengikis kesehatan saraf, tetapi juga meningkatkan risiko kematian.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Kesehatan Lingkungan, para peneliti di University of British Columbia dan University of Victoria mengungkapkan bahwa para subjek, yang terdiri dari 25 orang berusia 19-49 tahun dipaparkan ke dua udara yang berbeda, udara bersih yang disaring dan udara yang terkontaminasi knalpot pada waktu yg berbeda selama 120 menit.

Selama waktu tersebut, subjek dalam penelitian mengendarai sepeda statis dengan usaha ringan selama sekitar 15 menit untuk meningkatkan inhalasi. Semua subjek menjalani pemindaian MRI sebelum dan sesudah paparan untuk memantau aktivitas otak pada tahapan yang berbeda.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa dengan menghirup knalpot diesel dapat menurunkan konektivitas fungsional. Fungsi tersebut berpengaruh terhadap bagian otak yang mengatur interaksi dan komunikasi manusia.

Dr Chris Carlsten, seorang penulis studi senior mengatakan, "Orang-orang mungkin ingin berpikir dua kali pada saat mereka terjebak kemacetan dengan jendela yang dibuka."

"Penting untuk memastikan filter udara mobil Anda berfungsi dengan baik dan jika Anda sedang berjalan atau bersepeda di jalan yang sibuk, pertimbangkan untuk beralih ke rute yang tidak terlalu padat," jelasnya.

Para peneliti secara khusus memusatkan perhatian pada perubahan jaringan mode default otak (DMN). Ini merupakan satu set daerah di otak yang lebih aktif selama tugas pasif daripada tugas yang menuntut perhatian eksternal yang terfokus.

Kerusakan pada DMN memengaruhi beberapa area otak termasuk korteks prefrontal medial, korteks cingulate posterior, lobus parietal inferior, korteks temporal lateral, dan formasi hippocampal.

Aktivitas di DMN melonjak saat kita bangun dan tidak terlibat dalam kegiatan tertentu. Misalnya, ketika kita sedang melamun, mengingat kembali kenangan, membayangkan masa depan, memantau lingkungan kita, memikirkan niat orang lain, dan sebagainya.

"Kami tahu bahwa konektivitas fungsional yang berubah di DMN telah dikaitkan dengan penurunan kinerja kognitif dan gejala depresi, jadi mengkhawatirkan ketika melihat polusi lalu lintas mengganggu hal yang sama," Dr Jodie Gawryluk, seorang psikolog di University of Victoria dan penulis pertama studi.

"Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya dampak fungsional dari perubahan ini, ada kemungkinan hal itu dapat merusak pemikiran atau kemampuan orang untuk bekerja," sambungnya.

BERITA TERKAIT