test

News

Jumat, 3 Februari 2023 10:41 WIB

Penjelasan Tim TAA Korlantas Polri Rekonstruksi Kecelakaan Mahasiswa UI

Editor: Fitriawan Ginting

Penulis: Fajar Ramadhan

Kepala Team Traffic Accident Analysis (TAA) Korlantas Polri Kombes Pol Dodi Darjanto. (Foto: PMJ/Fajar).

PMJ NEWS - Korlantas Polri turut terlibat dalam rekonstruksi ulang kecelakaan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) M Hasya Attalah Syaputra yang meninggal dunia di Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, dengan menurunkan Tim Traffic Accident Analysis (TAA).

Dalam kesempatan tanya jawab, Kepala Team Traffic Accident Analysis (TAA) Korlantas Polri Kombes Pol Dodi Darjanto memaparkan metode yang digunakan dalam proses analisis kecelakaan. Ia juga sempat menyinggung nama mantan pembalap F1, Michael Schumacher dalam konteks pemaparannya.

Dodi mulanya memaparkan hasil pemeriksaan yang dilakukan menggunakan metode TAA nantinya akan menghasilkan kronologi yang runut dari awal hingga terjadinya peristiwa kecelakaan dalam gambaran 3 dimensi (3D).

“Kami merekam jejak semua bukti-bukti di TKP, baik kecelakaan sebelum terjadinya tabrakan, saat tabrakan dan setelah terjadinya tabrakan. Sehingga secara runtut dan sekuens dapat tergambar dengan baik secara tiga dimensi bagaimana proses kecelakaan itu terjadi,” ujar Dodi kepada wartawan di lokasi rekonstruksi, Kamis (2/2/2023).

Dijelaskannya, dengan penggunaan teknologi berupa software aplikasi bernama PC Crash, pihaknya dapat mendeteksi goresan di badan mobil apakah mobil Mitsubishi Pajero milik AKBP (Purn) Eko Setio Budi Wahono (ESBW) dapat menghindari kecelakaan atau tidak.

“Dari mobil ada bekas benturan, dan itu sudah kami deteksi melalui software aplikasi yang namanya PC Crash  melalui option avoidence in time. Avoidence in time itu untuk mendeteksi sebenarnya mobil ini dapat menghindari tabrakan atau tidak. Sehingga nanti dapat dibuktikan bagaimana prosesnya,” paparnya.

Lebih lanjut, Dodi juga menyebutkan nama mantan pembalap Formula 1, Michael Schumacher yang dalam kompetisi balap tentunya beresiko menerima benturan. Sehingga, disebutnya, siapapun dalam keadaan tertentu tidak dapat menghindari tabrakan.

“Ibarat kata pembalap sekelas Michael Schumacher pun kalau dalam keadaan tertentu tidak dapat menghindari tabrakan. Karena waktu reaksi manusia itu antara 0,5 detik, itu Michael Schumacher. Manusia normal 1 detik, kemudian bertambahnya usia sampai 1,5 detik. Dan itu semua berpengaruh dari pandangan, jarak pandang, cuaca dan sebagainya,” jelasnya.

BERITA TERKAIT