test

News

Jumat, 19 November 2021 15:05 WIB

BMKG Susun RAN-API Sebagai Respon Perubahan Iklim Global

Editor: Ferro Maulana

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati. (Foto: PMJ News/BMKG).

PMJ NEWS - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sedang menyusun Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) sebagai respon terhadap situasi iklim global yang dinilai terus mengalami penurunan kualitas.

Rencana aksi itu mengacu terhadap kerangka CORDEX-SEA (Coordinated Regional Climate Downscaling Experiment South East Asia) di bawah Program Penelitian Iklim Dunia (WCRP) dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), yang sekarang juga menjadi acuan bagi rencana aksi nasional.

"BMKG telah bekerja sama dengan CORDEX Southeast Asia (CORDEX-SEA) untuk melakukan penelitian, pelatihan dan workshop terkait data proyeksi iklim," terang Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers tertulisnya di Jakarta, hari ini, Jumat (19/11/2021).

Dwikorita melanjutkan, rencana aksi itu karena Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Hal itu berdasarkan data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan, suhu bumi sekarang telah mencapai level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sedikitnya, dalam 2.000 tahun terakhir.

Dwikorita menambahkan, suhu bumi akan mencapai atau melampaui batas 1,5 derajat Celsius di atas level pra-industri, antara tahun 2021 dan 2040.

Ia meprakirakan di bawah skenario emisi tinggi, ambang batas 1,5 derajat Celsius ini akan dicapai dalam waktu yang lebih singkat lagi.

Adapun dampak tersebut telah terjadi, terutama peningkatan cuaca ekstrim dan peristiwa iklim ekstrem, kenaikan suhu udara, berkurangnya tutupan salju di puncak Jayawijaya dan naiknya permukaan air laut.

Masih dari penuturannya, perubahan iklim itu bakal berdampak pada Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, dan memiliki curah hujan tahunan yang tinggi.

"Kondisi ini membutuhkan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi dan menurunkan emisi gas rumah kaca,” ungkapnya.

“Indonesia berkomitmen dan bekerja keras untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen menjadi 41 persen dari skenario business-as-usual pada tahun 2030," pungkasnya.

BERITA TERKAIT