PMJ - Para pakar kesehatan sepakat jika kekebalan tubuh atau imunitas yang baik bisa menangkal serangan penyakit, termasuk virus corona. Pasalnya, hingga saat ini belum ada vaksin untuk menyembuhkannya.

Banyak informasi keliru berseliweran tentang obat tertentu yang dinilai dapat melindungi tubuh dari serangan virus corona. Namun, faktanya tidak ada pil ataupun makanan tertentu yang mendukung sistem imun untuk melawan COVID-19.

Seperti dilansir laman Outside Online, Rabu (15/4/2020), berikut sejumlah cara yang sesuai dan didukung para pakar untuk meningkatkan sistem imun agar terhindar dari virus corona.

1. Makan makanan tanpa proses (whole food)

Sistem kekebalan tubuh yang baik dapat diperoleh dengan mengonsumsi bahan makanan yang segar, alami dan masih dalam bentuk aslinya (tidak banyak diproses).

Disarankan untuk konsumsi makanan yang sehat dan seimbang dengan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah segar. Melakukan diet beragam dapat menghasilkan vitamin dan mineral, yang membuat sel-sel kekebalan berfungsi secara normal.

Seorang ahli imunologi di Queen Mary University di London, Inggris, Adrian Martineau menyebut ada sedikit bukti konklusif bahwa suplemen gizi seperti vitamin, zat besi atau seng secara substansial dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

Sebuah analisis baru-baru ini terhadap 25 studi klinis tentang Vitamin D, yang mencakup lebih dari 10.000 pasien, memang menunjukkan bahwa vitamin tersebut memiliki efek sederhana dalam melindungi terhadap pilek.

2. Berolahraga

Olahraga sangat penting untuk mendukung sistem imun tubuh kita. Studi menunjukkan, bahwa orang yang berolahraga secara teratur lebih kecil kemungkinannya terkena flu dan flu musiman.

Hal itu diungkapkan oleh ahli fisiologi olahraga di Human Performance Laboratory di Appalachian State University, David Nieman. Olahraga yang dapat dilakukan seperti berjalan kaki dan bersepeda lima kali atau lebih dalam sepekan.

3. Biarkan otak istirahat sejenak

Tidur yang cukup juga bisa membantu dalam mendukung sistem imun tubuh kita. Setidaknya menurut penelitian yang dilakukan oleh profesor di Universitas Carnegie Mellon, Sheldon Cohen dan lainnya.

Penelitian tersebut mengungkapkan, orang-orang yang tidur kurang dari tujuh jam di malam hari lebih mungkin terserang flu. Temuan ini juga digemakan oleh beberapa penelitian lain.

4. Kelola Stres

Tidak hanya pola tidur yang cukup, mengelola stres juga penting. Studi lain dari Cohen menunjukkan bahwa mereka yang melaporkan lebih banyak stres dalam hidup mereka lebih mungkin mengalami gejala flu. Alasannya, karena hormon stres kortisol dapat menekan bagian-bagian tertentu dari sistem kekebalan tubuh. Cruickshank merekomendasikan praktik sederhana seperti menghabiskan waktu di alam terbuka dan menghargai hal-hal yang kecil.(Hdi)