test

Kesehatan

Jumat, 30 Juli 2021 10:05 WIB

Belum Divaksin Covid-19, Sebaiknya Hindari Sejumlah Tempat Ini

Editor: Hadi Ismanto

Pemprov DKI Jakarta izinkan restoran atau tempat makan bukan hingga pukul 12 malam. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hadi).

PMJ NEWS - Vaksin Covid-19 berperan dalam membangun kekebalan tubuh untuk melawan penyakit yang disebabkan virus Corona. Namun, saat ini masih ada banyak orang yang belum divaksinasi, karena beragam alasan.

Seperti dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (30/7/2021), bila dibandingkan dengan mereka yang sudah menerima vaksin Covid-19, orang-orang yang belum divaksinasi cenderung lebih berisiko terhadap Covid-19 dan komplikasinya.

Di Amerika Serikat misalnya, Direktur Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Dr Rochelle Walensky mengungkapkan 97 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit merupakan pasien yang belum divaksinasi.

Oleh karena itu, profesor di bidang ilmu kedokteran dan pembedahan dari George Washington University Dr Jonathan Reiner meminta agar orang yang belum divaksinasi menghindari beberapa tempat yang memiliki risiko penularan Covid-19 cukup tinggi.

Salah satu contoh tempat yang tak dianjurkan Dr Reiner untuk dikunjungi oleh orang-orang yang belum vaksinasi adalah bar. Contoh lainnya adalah restoran di mana pengunjung pasti akan membuka masker saat bersantap.

"Anda (yang belum divaksinasi) sebaiknya mungkin tidak bersantap di restoran," ungkap Dr Reiner seperti dilansir dari laman CNN.

Pemerintah di negara-negara Eropa juga memiliki pendapat yang serupa. Mereka berencana untuk melarang orang-orang yang belum divaksinasi memasuki tempat-tempat seperti bar dan restoran di musim panas ini.

"Bersama kita akan mengalahkan virus ini, kita terus melanjutkannya," jelas Presiden Prancis Emmanuel Macron, seperti dilansir The Guardian.

Peneliti dari Institut Pasteur Prancis pernah melakukan studi mengenai tempat-tempat yang berisiko tinggi terhadap penularan Covid-19. Studi ini mengungkapkan bahwa mengunjungi restoran, bar, atau gym berkaitan dengan peningkatan risiko infeksi SARS-CoV-2.

Akan tetapi, menggunakan transportasi publik dan mengunjungi toko tidak menampakkan hasil yang sama. Peneliti menilai peningkatan risiko ini lebih berkaitan dengan kurang tertibnya penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat tersebut.

BERITA TERKAIT