Rabu, 3 Februari 2021 10:02 WIB
Studi: Anak Muda Rentan Terpapar Covid-19
Editor: Hadi Ismanto
PMJ NEWS - Sebuah studi terbaru menemukan fakta bahwa anak muda rentan mengalami infeksi Covid-19 lebih dari sekali. Peneliti bahkan menyebut itu 'umum' terjadi. Hal itu yang diterbitkan di server pracetak MedRxiv.
Sepeti dilansir laman New York Post, Rabu (3/2/2021), penelitian dilakukan terhadap 3.249 rekrutan marinir muda dan sebagian besar pria sehat yang berusia 18-20 tahun sebelum mereka memula pelatihan dasar.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mount Sinai, Pusat Penelitian Angkatan Laut dan universitas lain, dari 189 peserta yang dites positif (tes antibodi), 19 orang di antaranya dinyatakan positif lagi setelah enam minggu.
"Temuan kami menunjukkan bahwa infeksi ulang akibat SARS-CoV2 penyebab Covid-19 pada orang dewasa muda yang sehat adalah hal biasa," ungkap Dr Stuart Sealfon dari Mount Sinai dalam rilisnya.
Jaringan rumah sakit mencatat bahwa penelitian tersebut menunjukkan bahwa meskipun antibodi yang terbentuk di infeksi pertama bersifat protektif, antibodi tersebut tak menjamin kekebalan yang efektif terhadap infeksi berikutnya.
Para rekrutan marinir muda itu menjadi sasaran karantina ketat selama dua minggu sebelum mereka mulai diteliti dan diuji antibodinya untuk melihat apakah mereka pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.
Semua peserta juga diharuskan memiliki tiga tes PCR negatif Covid-19 selama fase karantina penelitian. Ini diperlukan untuk memastikan insiden infeksi ulang sebenarnya adalah serangan virus baru dan bukan infeksi persisten.
"Data lain yang dicatat yakni, kondisi saat karantina mandiri selama dua minggu sebelum dikarantina oleh peneliti, frekuensi infeksi yang relatif rendah yang didiagnosis pada saat kedatangan dan selama karantina, serta dukungan lebih lanjut pada kasus infeksi tertentu," lapor studi tersebut.
Didapatkan hasil bahwa 19 orang terinfeksi ulang dan 16 orang di antaranya positif Covid-19 dengan status tanpa gejala.
Para peneliti mencatat, secara keseluruhan banyak anak muda yang tertular virus cenderung tanpa gejala atau bergejala ringan. Hal tersebut yang membuat respons kekebalan yang diciptakan antibodi kurang kuat.
"Hal ini dapat menyebabkan tingkat infeksi ulang yang lebih tinggi secara keseluruhan di antara populasi anak muda dibandingkan dengan populasi lain," terang penulis studi.
Penulis menambahkan mereka yang terinfeksi ulang dapat 'memiliki kapasitas yang sama' untuk menularkan infeksi ke orang yang belum pernah terinfeksi sama sekali.
Para peneliti juga menunjukkan bahwa sedikit yang diketahui tentang kekebalan vaksin dan mengatakan, "Mungkin orang yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi dan divaksin, kemudian bisa tetap terinfeksi lagi."
Kesimpulan yang coba ditarik para peneliti ialah orang dewasa muda dapat menjadi sumber penular yang penting ke populasi yang rentan.