Kamis, 19 Desember 2024 12:05 WIB
Kepala BMKG Cek Alat Pemantau untuk Hadapi Cuaca Ekstrem
Editor: Fitriawan Ginting
PMJ NEWS - Pengecekan sejumlah alat pemantau cuaca milik institusinya di wilayah Surabaya, Jawa Timur dilakukan langsung Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Alat yang diinspeksi adalah Automatic Weather Observing System (AWOS), Low Level Windshear Alert System (LLWAS), dan Marine Automatic Weather Station (MAWS). Semuanya itu dilakukan pengecekan untuk memastikan kesiapan alat dalam mendeteksi potensi cuaca ekstrem.
AWOS merupakan alat utama dalam memantau kondisi cuaca untuk keselamatan penerbangan, khususnya saat pesawat melakukan take off dan landing. Informasi ini sangat krusial bagi pengawas trafik penerbangan dalam menentukan kelayakan kondisi cuaca untuk memastikan keselamatan penerbangan di Bandara Juanda, Surabaya.
Dan LLWAS berfungsi memonitor arah serta kecepatan angin untuk mengidentifikasi potensi turbulensi berbahaya, seperti angin berlawanan yang dapat menyebabkan pesawat tergelincir atau kehilangan kendali. Jika potensi ini terdeteksi, peringatan akan segera dikirim ke Air Traffic Control (ATC) dan disampaikan ke pilot agar dapat mengambil langkah mitigasi, seperti menunda pendaratan, go-around, atau mengalihkan penerbangan ke bandara lain.
Sedangkan, MAWS berfungsi untuk memantau cuaca maritim di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak. MAWS ini dilengkapi dengan sensor suhu, tinggi permukaan air, kelembaban, arah dan kecepatan angin, curah hujan, dan suhu permukaan laut, serta mampu mengirimkan data per menit. Data yang diperoleh sangat penting untuk kepentingan keselamatan pelayaran, seperti informasi cuaca ekstrem, gelombang tinggi, serta pasang surut yang mempengaruhi operasional pelabuhan.
"Ini merupakan upaya BMKG untuk menjaga masyarakat selamat dalam setiap penerbangan maupun pelabuhan, terutama dari ancaman bahaya cuaca ekstrem, mohon doanya agar kita semua dapat menjalankan tugas dengan seksama, cermat, cepat, tepat, serta akurat," kata Dwikorita seperti dilansir dari laman BMKG, Kamis (19/12/2024).