test

Hukrim

Kamis, 9 Juli 2020 15:09 WIB

Kepala Desa Pemalsu Akte Jual Beli Tanah Diringkus, Polisi Jelaskan Kronologinya di Sini

Editor: Ferro Maulana

Keterangan Wakapolres Jakarta Utara beserta anggotanya. (Foto: PMJ News).

PMJ - Polres Metro Jakarta Utara membekuk para tersangka pemalsuan dokumen di wilayah Tangerang Selatan. Para tersangka dapat memalsukan sejumlah akte jual beli tanah.

Wakapolres Jakarta Utara AKBP Aries Andhi, SIK, M.Si yang didampingi Kasat Reskrim Kompol Wirdhanto Hadicaksono, SIK, M.Si mengatakan penangkapan tersangka dilakukan setelah polisi menerima laporan warga adanya Kepala Desa Lengkong Kulon Pagedangan Tangerang Selatan yang memalsukan dokumen pemerintahan berinisial MP (46), serta para pembantunya antara lain RW (55), S (53) dan W (58) salah satu staf PPAT Sementara Camat Legok.

Keterangan Wakapolres Jakarta Utara beserta anggotanya. (Foto: PMJ News).

"Kelompok ini tergolong cukup rapi dalam melakukan kegiatannya," tutur Wakapolres Jakut, saat konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Utara, Kamis (09/07/2020).

Kepala Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, berinisial MP harus berurusan dengan polisi lantaran memalsukan akta jual beli tanah senilai Rp5,6 miliar.

Pria berusia 46 tahun itu membuat 22 akta jual beli palsu untuk tanah yang dijualnya kepada korban berinisial BSH. Hal itu ia lakukan karena tanah tersebut bukan miliknya.

Para tersangka yang diamankan polisi. (Foto: PMJ News)

Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Aries Andi menjelaskan tanah yang dijual MP seluas kurang lebih 5,5 hektare. Tanah itu berada di Desa Lengkong Kulon.

"Tanah yang dijanjikan tersebut disampaikan oleh tersangka merupakan tanah hibah dari orang tua, sehingga dia merasa memiliki hak untuk menawarkan tanah tersebut. Dalam memperlancar proses jual beli ini, tersangka menjanjikan kepada korban berikut dengan pengurusan dokumen-dokumen tanah tersebut," papar AKBP Aries Andhi

Transaksi antara BSH dan MP terjadi pada 2013 silam di Restoran Le Min, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pembayaran dilakukan BSH secara bertahap.

"Pembayarannya bertahap sampai menemui jumlah kurang lebih Rp 5,5 miliar tersebut. Dan untuk meyakinkan pembeli, saudara MP juga menyertakan bukti-bukti pembayaran dalam proses pembuatan AJB (Akta Jual Beli) tersebut," kata Wakapolres Jakut.

Barbuk hasil kejahatan yang diamankan polisi. (Foto: PMJ News)

Korban baru mengetahui tanah itu bodong lewat buku Akta Jual Beli (AJB) jadi pada 2016. Korban yang berniat memasang palang kepemilikan di lokasi menemui fakta bahwa tanah yang dibeli bukanlah milik MP.

BSH sebenarnya sudah mencoba mengontak MP melalui telepon maupun cara lain untuk meminta kembali uang yang sudah ditransfernya. Namun, ia tidak pernah dapat tanggapan dari MP. Korban pun akhirnya melaporkan ke polisi.

Pengembangan Penyelidikan

Dalam penyelidikan diketahui MP tidak sendiri dalam membuat AJB palsu tersebut. Ia dibantu oleh tiga orang lainnya, yakni berinisial RW, S dan W.

"Salah satu tiga orang pembantunya ini ada yang berprofesi sebagai PNS, kemudian juga ada staf di PPAT, pejabat pembuat akta tanah, yang ada di Tangerang tersebut," tutur Wakapolres Jakut.

Petugas telah mengamankan sejumlah barang bukti dari tangan para tersangka, termasuk peralatan yang digunakan untuk mencetak AJB palsu tersebut, serta dokumen-dokumen palsu yang mereka buat.

Tak hanya itu, polisi juga menyita mobil milik MP. Alasannya, mobil itu dibeli dengan uang pemberian korban.

Atas perbuatannya para tersangka dijerat dengan Pasal 263 ayat (1) , (2) KUHP dan atau Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP atau Pasal 56 ke-1e dan 2e KUHP dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. (FER).

BERITA TERKAIT