logo-pmjnews.com

News

Rabu, 15 Mei 2024 15:05 WIB

Jaga Kesehatan, Kualitas Udara di Jakarta Memburuk Diposisi Ketiga Dunia

Editor: Fitriawan Ginting

Kota Jakarta. (Foto: PMJ/Gtg).
Kota Jakarta. (Foto: PMJ/Gtg).

PMJ NEWS - Kualitas udara di Jakarta terus memburuk. Jika sebelumnya berada di peringkat ke-10 dunia, kini bertengger di posisi ketiga. Hal ini berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, (15/5/2024) pagi Jakarta menjadi kota terburuk ketiga di dunia.

Pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.35 WIB seperti dikutip dari Antara, menunjukkan bahwa Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 105, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 37 mikrogram per meter kubik.

Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa kualitas udara di Jakarta secara keseluruhan berada pada kategori tidak sehat.

Kategori kualitas udara tersebut berarti tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika. Sejumlah wilayah yang terpantau Bundaran HI (82), Kelapa Gading (90), Jagakarsa (76), Kebon Jeruk (101) dan Lubang Buaya (101).

Adapun kota dengan kualitas udara terburuk di dunia hari ini adalah Delhi, India dengan indeks kualitas udara di angka 395, diikuti Lahore, Pakistan di angka 197, dan di urutan ke empat adalah Medan, di angka 156.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebelumnya mengatajan, pihaknya tetap menggencarkan pemasangan generator bertekanan tinggi untuk menyemprotkan butiran air (water mist generator) ke udara meskipun memasuki musim hujan.

"Ya tetap saja (pasang water mist), tidak ada perubahan penanganan polusi, tahun depan kan masih ada berulang musim panas," kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2023).

Pemasangan "water mist generator" menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menekan polusi udara. Menurut Heru, seharusnya pemasangannya terus ditambah sebagai persiapan saat musim kemarau di masa mendatang.

BERITA TERKAIT