test

Kesehatan

Kamis, 7 Maret 2019 09:02 WIB

Guys, Patah Hati Dapat Berbahaya Bagi Kesehatan Kita Lho

Editor: Redaksi

Patah Hati. (Foto: Ilustrasi/ Dok Net)
PMJ – Beberapa ilmuwan asal Swiss mempelajari orang-orang dengan kondisi langka dan tidak biasa yang disebut sindrom patah hati. Berdasarkan riset yang dipublikasikan oleh European Heart Journal, patah hati mampu memberikan dampak terhadap jantung mulai dari pelemahan hingga gagal jantung. Efek buruk terhadap jantung sepatutnya disebabkan oleh peristiwa emosional yang menyedihkan, patah hati menjadi salah satunya. Sindrom patah hati atau dikenal juga dengan nama Sindrom Takotsubo merujuk pada bentuk jantung pada orang dengan kondisi ini, yang menyerupai panci Jepang dengan nama yang sama, sindrom patah hati ini dapat disebabkan oleh syok. Keadaan ini berbeda dengan serangan jantung yang disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat, namun mempunyai gejala yang sama. Termasuk sesak napas dan nyeri dada. Keadaan itu bersifat sementara di mana otot jantung akan pulih dalam beberapa pecan. Tetapi, selama itu pula keadaan dapat berubah menjadi mematikan. Kasus sindrom patah hati memengaruhi setidaknya 2.500 orang setiap tahunnya di beberapa negara contohnya Inggris. Dokter Jelena Ghadri bersama rekannya dari Rumah Sakit Universitas Zurich melakukan penelitian dengan melibatkan 15 pasien yang mengalami sindrom patah hati. Hasilnya, terlihat perbedaan signifikan antara mereka yang patah hati dengan yang tidak. Pada otak pasien yang patah hati, terlihat penurunan aktivitas daerah otak yang terlibat dengan pengendalian emosi dan respons tubuh tidak sadar atau otomatis, seperti detak jantung. "Emosi diproses di otak sehingga bisa dibayangkan bahwa penyakit ini berasal dari otak dengan pengaruh top-down pada jantung," ungkap Ghandri. Namun, para peneliti mengaku bahwa perlu adanya riset lebih lanjut tentang hal ini untuk mengetahui apakah penurunan komunikasi antara daerah otak menyebabkan sindrom patah hati atau sebaliknya. Sementara itu di tempat lain, Joel Rose selaku kepala eksekutif Cardiomyopathy UK, menjelaskan penelitian ini penting untuk mengetahui mengapa seseorang dapat menjadi lebih rentan daripada yang lainnya. Sedangkan, Prof Dana Dawson, dari Universitas Aberdeen juga memberikan pendapatnya.  "Temuan ini mendukung sesuatu yang telah lama kita duga - bahwa ada interaksi otak-hati dalam takotsubo," tutupnya. (FER/ DBS).  

BERITA TERKAIT