test

Kesehatan

Kamis, 7 September 2023 10:40 WIB

Awas, Pola Makan Buruk dan Malas Gerak Bisa Tingkatkan Resiko Kanker

Editor: Hadi Ismanto

Makan berlebihan saat Lebaran dapat membahayakan kesehatan. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hadi)

PMJ NEWS - Studi baru menunjukkan bahwa faktor gaya hidup mungkin berkontribusi terhadap peningkatan 79 persen kasus baru kanker secara global di kalangan kelompok usia di bawah 50 tahun selama tiga dekade terakhir.

Seperti dikutip dari laman Irish Independent, Rabu (6/9/2023), gaya hidup yang dimaksud dalam penelitian tersebut meliputi pola makan buruk dan kurang aktivitas atau malas untuk bergerak.

Kanker payudara menyumbang jumlah kasus dini tertinggi pada kelompok usia ini pada tahun 2019, menurut penelitian di BMJ Oncology.

Kerangka waktu keseluruhan mencakup tahun 1990 hingga 2019. Namun, analisis tersebut juga menunjukkan bahwa kanker tenggorokan dan prostat meningkat paling cepat sejak tahun 1990.

Kanker yang menyebabkan angka kematian tertinggi dan paling membahayakan kesehatan di kalangan orang dewasa muda pada tahun 2019 adalah kanker payudara, tenggorokan, paru-paru, usus, dan perut.

National Cancer Registry di Irlandia secara terpisah telah mengamati tren kejadian kanker pada kelompok usia di bawah 50 tahun dalam banyak laporannya. Studi ini menggunakan alat untuk memeriksa tingkat kanker usus pada pria dan wanita dari 1994 hingga 2020.

Hal ini menunjukkan peningkatan bertahap dalam angka kanker pada kelompok usia di bawah 50 tahun, sekarang 4,2 persen pada pria dan 6,7 persen pada wanita per tahun. Diperlukan studi yang lebih rinci sebelum menentukan apakah hal ini signifikan secara statistik.

Sebuah editorial dalam jurnal yang ditulis oleh para dokter dari Pusat Kesehatan Masyarakat di Queen’s University Belfast, menyatakan temuan global ini memberikan pemahaman mengenai jenis-jenis kanker yang biasanya menyerang kelompok usia di bawah 50 tahun.

"Temuan ini menghadirkan persepsi beda tentang jenis kanker yang didiagnosis pada kelompok usia yang lebih muda," demikian tulis hasil jurnal tersebut.

Pemahaman penuh tentang alasan yang mendorong tren ini masih sulit dipahami, meskipun faktor gaya hidup kemungkinan besar berkontribusi.

Disimpulkan bahwa langkah-langkah pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan, bersamaan dengan identifikasi strategi pengobatan yang optimal untuk kanker yang menyerang sejak dini.

Hal itu harus mencakup pendekatan holistik untuk mengatasi kebutuhan perawatan suportif yang unik pada pasien yang lebih muda. Ada kebutuhan mendesak akan kemitraan, kolaborasi, dan distribusi sumber daya di tingkat global untuk mencapai tujuan ini.

Para penulis menyebut faktor genetik kemungkinan mempunyai peran. Namun, faktor risiko utama yang mendasari terjadinya kanker paling umum adalah pola makan yang tinggi daging merah dan garam, rendah buah dan susu, konsumsi alkohol, dan merokok.

Kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan, dan kadar gula darah yang tinggi juga merupakan faktor penyebabnya. Studi ini mengambil data dari ‘Studi Beban Penyakit Global’ pada tahun 2019, yang mengidentifikasi 29 jenis kanker di 204 negara dan wilayah.

BERITA TERKAIT