logo-pmjnews.com

News

Jumat, 16 Desember 2022 11:02 WIB

Sopir Cekik Majikan Sampai Tewas di Tanjung Priok Terlilit Utang

Editor: Fitriawan Ginting

Penulis: Fajar Ramadhan

Petugas memasang garis polisi di TKP. (Foto: PMJ News/Ilustrasi)
Petugas memasang garis polisi di TKP. (Foto: PMJ News/Ilustrasi)

PMJ NEWS - Seorang perempuan lanjut usia berinisial M (76) di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, tewas dicekik oleh sopir pribadinya berinisial H (36) lantaran disebut sakit hati.

Dalam pengakuannya saat diperiksa polisi, pelaku H disebut tega membunuh majikannya lantaran terlilit utang serta ingin menguasai hartanya.

“Sedang ada kebutuhan utang yang harus dibayar karena baru selesai acara sunatan anaknya,” ujar Kapolsek Tanjung Priok Kompol M Yamin saat dihubungi, Jumat (16/12/2022).

Dikatakan Yamin, H sedang berutang kepada seseorang. Namun Yamin tidak mengungkap besaran nominalnya. Ia hanya menyebut nilainya kurang dari Rp 100 juta.

“(Sedang berutang) ke orang lain. Nggak banyak (kurang dari Rp 100 juta),” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, telah terjadi kasus penganiayaan yang dilakukan sopir pribadi berinisial H terhadap majikannya berinisial MC sampai tewas.

Peristiwa memilukan tersebut terjadi di Perumahan Griya Inti Sentosa Sunter Agung, Jakarta Utara, Rabu (14/12/2022) malam.

Diduga pelaku H sakit hati terhadap majikannya.

Kapolsek Tanjung Priok Kompol Muhammad Yamin menjelaskan pihaknya mendapat laporan ada masyarakat yang menjadi korban penganiayaan.

Kemudian, Unit Reskrim Polsek Tanjung Priok bersama Polres Metro Jakarta Utara mendatangi lokasi dan menemukan warga berinisial MC telah meninggal.

“Setelah dicek benar korban sudah meninggal dan pada gigi korban ditemukan sudah copot karena dibekap mulutnya lalu disumpal masker oleh pelaku,” terang Yamin, Kamis (15/12/2022).

Berdasarkan, hasil pemeriksaan sementara pelaku diduga melakukan tindak kekerasan karena sakit hati dengan perlakuan korban terhadap pelaku saat bekerja.

“Pelaku melakukan tindakan itu karena pelaku sebagai sopir selalu disalahkan dan selalu dicaci di depan umum. Pelaku sakit hati hingga melakukan tindak kekerasan,” tuturnya.

BERITA TERKAIT