Senin, 18 Juli 2022 10:31 WIB
Fenomena Citayam Fashion Week Ajang Unjuk Gigi Remaja SCBD di Dukuh Atas
Editor: Ferro Maulana
PMJ NEWS -Beberapa hari terakhir, Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) banyak digandrungi generasi milenial. Aktivitas itu dilakukan para remaja dari pinggiran Jakarta untuk saling unjuk gigi memamerkan outfit di kawasan MRT Dukuh Atas, Jakarta ini berhasil menarik perhatian warganet.
Misalnya, remaja selebritas CFW ini yang selanjutnya viral di media sosial. Sebut saja, Jeje sampai Bonge yang akhirnya mampu menjadikan medium ekspresi mereka sebagai ajang popularitas anak muda.
Tak hanya remaja dari kota-kota penyangga di kawasan DKI Jakarta yang datang menyerbu dan berbondong-bondong memadati kawasan yang sebelumnya hanya dimiliki kelompok pekerja di kawasan Sudirman tersebut.
Namun, juga dari wilayah lain di area sekitar Ibu Kota. Sebut saja, Seperti, Fajar dan Nia yang sengaja menuju Dukuh Atas untuk ikut mengekspresikan diri dan menyaksikan langsung fenomena Citayam Fashion Week.
Walaupun di daerah perumahan mereka terdapat ruang terbuka hijau yaitu Tebet Eco Park, namun tak urung dua pekerja kantoran itu tergugah untuk datang ke kawasan yang tengah viral tersebut.
Kemudahan akses dan murah di ongkos Kawasan Dukuh Atas memang tengah dikembangkan sebagai Transit Oriented Development (TOD), atau sistem transportasi yang mempertemukan lima jenis transportasi publik (MRT, Transjakarta, Kereta bandara, Commuter Line, dan LRT Jabodetabek).
Dengan demikian memudahkan para remaja untuk nongkrong di sana dengan biaya yang murah. Putra, remaja kelas IX di salah satu sekolah kawasan Jakarta Utara bersama teman-temannya yang bermodalkan uang Rp20.000 nekat menyambangi tempat tersebut.
Para remaja milenial itu mengaku menggunakan moda Transjakarta dengan patungan agar bisa berswafoto di Dukuh Atas meski tidak ada yang membawa handphone.
Dulu Sepi, Sekarang Ramai di SCBD
Sebagai informasi, SCBD merupakan sebutan untuk pusat bisnis di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Di wilayah tersebut banyak ditemukan perkantoran modern, hotel, cafe dan sarana yang mendukung aktivitas bisnis lainnya.
Bagi masyarakat Jakarta, hidup di SCBD adalah soal prestise yang biasanya dinikmati sebagian orang saja. Kawasan elit-begitulah anggapan yang menguap bila menyebut SCBD.
Tetapi, belakangan suasana tenang yang dikelilingi gedung-gedung tinggi tersebut mendadak berubah 180 derajat. Kondisi jalan yang sepi pada akhir pekan di sela kemacetan Jakarta mendadak ramai.
Adapun trotoar jalan yang biasanya dipakai oleh supir ojek daring untuk sekedar beristirahat itu kini dipadati remaja tanggung.Para remaja ini berdatangan dari pelosok Jabodetabek seperti Citayam, Bojong Gede, dan Depok.
Daerah asal mereka ini pula yang kemudian menjadi idiom baru untuk penyebutan SCBD.