test

News

Rabu, 27 Oktober 2021 18:05 WIB

Wapres: Industri Makanan dan Fashion Muslim Posisi Kelima Dunia

Editor: Hadi Ismanto

Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan keterangan. (Foto: PMJ News/YouTube Setpres).

PMJ NEWS - Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin menyebut perkembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia terus berkembang dan diakui oleh dunia. Hal ini tercermin dalam State of Gobal Islamic Economy (SGIE) Report 2020/2021.

Dalam laporan tersebut, indikator ekonomi syariah Indonesia pada 2020 menduduki peringkat ke-4 dunia di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. SGIE Report merupakan referensi bagi negara-negara dunia, khususnya anggota OKI.

Adapun indikator yang menjadi penilaian lembaga tersebut antara lain keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, industri fesyen muslim, obat-obatan halal, kosmetik halal, dan produk makanan halal.

"Dari indikator-indikator ekonomi syariah tersebut, posisi ekonomi dan syariah Indonesia rata-rata masuk dalam peringkat 10 besar," ujar Wapres Ma'ruf Amin ketika membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 Tahun 2021, Rabu (27/10/2021).

"Dan dua di antaranya berhasil masuk dalam peringkat lima besar dunia yaitu sektor makanan dan minuman halal dan sektor fashion atau pakaian muslim," sambungnya.

Melihat capaian tersebut, bukan tidak mungkin dan sangat berpeluang bahwa Indonesia menjadi negara nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dan menjadi lead pada sektor industri halal di masa yang akan datang. Apalagi didukung potensi yang dimiliki.

Pertama, market share keuangan syariah Indonesia per Desember 2020 telah mencapai 9,89 persen, yang menandakan peningkatan dan diharapkan dapat terus meningkat untuk mengejar negara besar lainnya yang memiliki market share ekonomi syariah lebih dari 10 persen.

Kedua, telah ditetapkannya perizinan untuk 3 Kawasan Industri Halal, yaitu Modern Cikande Industrial Estate di Serang (Banten), Safe n Lock Halal Industrial Park di Sidoarjo (Jawa Timur), dan KIH Bintan Inti Halal Hub, di Kabupaten Bintan.

Ketiga, Indonesia memiliki pangsa pasar yang cukup besar dibandingkan negara-negara dunia atau mencapai 13 persen total konsumsi makanan dan minuman halal dunia.

Keempat, konsep ekonomi dan keuangan syariah bersifat inklusif, diperuntukkan bagi semua masyarakat Indonesia maupun global, bahkan telah menjadi life style sebagai pilihan kebutuhan hidup.

"Potensi ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia dengan mengambil peran sebagai produsen produk halal dunia, melalui peningkatan ekspor produk halal, guna memenuhi permintaan produk halal global," tukasnya.

BERITA TERKAIT