test

Fokus

Sabtu, 3 April 2021 13:40 WIB

Teror Bom Makassar, Langkah Sigap Polri Ungkap Jaringan Teroris

Editor: Hadi Ismanto

Lipsus teror bom di Makassar. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hadi).

PMJ NEWS - Aksi bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) sekira pukul 10.20 WITA. Polisi menyebut pelaku dua orang, yakni L dan YSF yang belakangan diketahui sebagai pasangan suami istri.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pelaku bom bunuh diri berinisial L sempat meninggalkan surat wasiat untuk orang tuanya. Dalam pesannya, pelaku pamit kepada orang tuanya dan siap untuk mati syahid.

"Saudara L ini sempat meninggalkan surat wasiat kepada orang tuanya yang isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati syahid," ujar Sigit dalam konferensi pers di Polda Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021) lalu.

Keterangan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan jajarannya. (Foto: PMJ News).
Keterangan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan jajarannya. (Foto: PMJ News).

Menurut Sigit, identitas L diketahui berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) melalui sampel sidik jari di lokasi dan pengecekan DNA dari Pusat Laboratorium Forensik Polri.

Sementara untuk pelaku berinisial YSF, lanjut Sigit, merupakan istri dari pelaku L yang baru dinikahinya beberapa bulan lalu. Pasangan ini baru saja dinikahkan oleh Rizaldi, salah satu anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap Januari 2021.

"Saudara L dan YSF ini beberapa bulan yang lalu, tepatnya enam bulan dinikahkan oleh Rizaldi yang telah ditangkap bulan Januari. Rizaldi ini kelompok JAD yang terkait dengan peristiwa di Gereja Katedral Jolo di Filipina pada 2018," tuturnya.

20 orang menjadi korban aksi teror di Makassar

Ledakan di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. (Foto: PMJ News/Instagram).
Ledakan di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. (Foto: PMJ News/Instagram).

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjenguk korban ledakan bom yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) malam.

Tiba di Makassar, kedua jenderal bintang empat ini langsung mengunjungi ruang perawatan ICU, serta ruangan lainnya untuk melihat kondisi korban luka akibat bom bunuh diri tersebut.

"Kondisi pasien mulai membaik, berikan perawatan yang terbaik kepada korban," ujar Listyo saat berbincang dengan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyampaikan insiden bom bunuh diri Makassar itu telah melukai sejumlah jemaat gereja dan sekuriti. Total ada 20 orang menjadi korban, baik mengalami luka ringan maupun berat.

Puluhan korban dirawat di empat rumah sakit berbeda di Makassar antara lain Rumah Sakit Pelamonia, Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Akademis, dan Rumah Sakit Stella Maris.

Jumlah korban luka yang masih dirawat di rumah sakit tinggal 15 orang. Sementara, 13 di antaranya dirawat di RS Bhayangkari Makassar dan dua lainnya di RS Siloam.

"Dari 19 korban luka saat ini tinggal 15 orang. Empat lainnya diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan," ujar Argo.

Presiden Jokowi dan sejumlah pihak kutuk teror bom di Makassar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pernyataan pers. (Foto: PMJ News/Instagram @jokowi).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pernyataan pers. (Foto: PMJ News/Instagram @jokowi).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutuk keras aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) pagi. Kepala Negara menyatakan tindakan ini bentuk aksi terorisme.

"Terkait dengan insiden aksi terorisme di Gereja Katedral Makassar hari ini, saya sangat mengutuk keras aksi terorisme itu," tegas Jokowi melalui keterangan pers, Minggu (28/3/2021).

Jokowi mengatakan, sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut tuntas insiden ini dan menangkap pelaku hingga kelompok terorisme tersebut.

"Saya juga sudah memerintahkan kepada Kapolri untuk terus mengusut sampai tuntas jaringan pelaku terorisme. Serta membongkar jaringannya (terorisme) sampai ke akar-akarnya," tuturnya.

Selain Jokowi, Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas meminta kepada seluruh pemuka agama untuk menekankan kepada jemaahnya agar tidak melakukan tindakan menyimpang diluar ajaran agama.

"Saya berharap kepada seluruh pemuka agama, apapun agamanya kembali menekankan kepada umatnya dan jamaahnya bahwa tidak ada agama yang membenarkan umatnya untuk melakukan kekerasan, umatnya untuk melakukan tindakan-tindakan teror atas alasan apapun," ungkap Yaqut.

Pun demikian disampaikan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengutuk aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Dia meminta Polri mengusut jaringan yang terlibat dalam insiden ini.

"Polri harus segera mengusut tuntas pihak yang terlibat dalam peledakan bom bunuh diri tersebut. Sehingga tidak melebar menjadi isu yang memecah belah kerukunan umat beragama," ungkap Bamsoet dalam keterangannya, Minggu (28/3/2021).

"Jangan berikan ruang bagi pihak yang ingin mengganggu perdamaian serta memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," sambungnya.

Sementara itu, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Imparsial mengecam keras segala bentuk aksi terorisme sebagai tindakan yang dinilai sama sekali tidak dibenarkan dengan dalih apapun.

"Terorisme merupakan musuh dari semua agama dan ancaman serius terhadap kemanusian," ujar Wakil Direktur Imparsial, Gufron Mabruri melalui keterangannya.

Ia menambahkan, aksi bom bunuh diri merupakan tindakan teror yang menyerang kemanusiaan dan hak asasi manusia khususnya hak atas keamanan dan hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Polri bergerak cepat, 32 terduga teroris diamankan terkait teror bom di Makassar

Polisi amankan terduga teroris. (Foto: Ilustrasi/ PMJ News).
Polisi amankan terduga teroris. (Foto: Ilustrasi/ PMJ News).

Pasca bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 terus menyelidiki dan menangkap terduga teroris lainnya di sejumlah daerah. Hingga kini sudah ada 32 orang yang berhasil diamankan.

Dari jumlah keseluruhan, 18 terduga teroris ditangkap di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka masuk ke dalam jaringan kajian Villa Mutiara yang berhubungan langsung dengan terduga teroris berinisial YSF dan L.

"Sampai siang ini, sudah diamankan sekitar 18 orang yang terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Makassar, khususnya, mereka ini masuk dalam kelompok Villa Mutiara," ungkap Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono kepada wartawan, Kamis (1/4/2021).

Rusdi mengatakan, dari 18 terduga teroris yang diamankan salah satunya berinisial W yang diketahui sebagai perakit bom untuk aksi di Gereja Katedral Makassar.

"Dari 18 yang diamankan, salah satu pembuat bomnya saudara W. Tentunya kasus ini terus diusut oleh Densus 88 dan pihak kepolisian agar kelompok Villa Mutiara ini benar-benar tuntas," tuturnya.

Tak hanya 18 orang jaringan Villa Mutiara, lanjut Rusdi, penangkapan terduga teroris juga dilakukan di beberapa daerah. Tujuh orang yang diamankan di Jakarta, lima orang diamankan di Bima, Nusa Tenggara Barat dan dua lainnya di Jawa Timur.

"Untuk penahanan lainnya itu di NTB tetap ada 5 terduga. Di wilayah Jawa Timur ada 2 terduga teroris yang diamankan. Sementara di Jakarta sudah 7 orang yang diamankan dari Condet dan Bekasi," papar Rusdi.

Polri melakukan antisipasi serangan teror

pengamanan katedral
pengamanan katedral

Menyikapi insiden bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021) lalu, Polda Metro Jaya melaksanakan patroli skala besar, khususnya di tempat ibadah.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menyebut patroli skala besar ini merupakan bentuk kerjasama antara pihak kepolisian dan TNI.

"Kami akan memperketat pengamanan di tempat-tempat ibadah. Mobil patroli pun akan disiapkan di tiap gereja yang akan digunakan sebaga tempat ibadah saudara-saudara kita. Ada aparat dari PAM, TNI-Polri dan sejumlah pemerintah daerah untuk membantu pengamanan gereja ini," jelas Yusri kepada wartawan, Selasa (30/3/2021).

Yusri juga menuturkan, pihak kepolisian telah melakukan koordinasi dengan pengelola atau penjaga untuk menambah CCTV di beberapa titik. Khususnya untuk rumah ibadah yang berukuran besar dan ramai jemaah.

"Contohnya itu kan Katedral yang ada di Jakarta ya, kita tahu selama pandemi pengamanannya sangat ketat. Patroli yang dilakukan ini tujuannya ya untuk preventif kita," sambungnya.

BERITA TERKAIT