test

News

Jumat, 18 Desember 2020 16:55 WIB

Eksklusif! Pengakuan Tersangka Teroris Upik Lawanga

Editor: Hadi Ismanto

Tersangka teroris, Upik-Lawanga memberikan pengakuan terkait pelariannya selama belasan tahun. (Foto: PMJ News/Divisi Humas Polri).

PMJ NEWS - Tersangka teroris kasus Bom Bali I, Upik Lawanga yang sempat buron selama belasan tahun berhasil ditangkap Tim Densus 88 Antiteror Polri di Lampung.

Secara khusus Upik Lawanga membeberkan kehidupannya saat menjadi pelarian selam 14 tahun. Berikut petikan wawancara eksklusif PMJ News dengannya.

Kenapa Anda lari selama 14 tahun?

Kalo menurut kita, akidah Jamaah Islamiyah, kalau menyerahkan diri itu haram. Jadi kalo kita dibunuh, alhamdulillah bisa syahid. Apabila kita ditangkap sudah qadarullah.

Apa tujuan Anda membuat bom dan senjata rakitan?

Jadi kita itu dari awalnya disuruh untuk berjuang membela kaum muslimin di Poso, membalas darah kami yang tertumpah. Lalu kami diarahkan mendirikan Daulat Islamiyah. Akidah aku, sumpah aku harus taat dengan pemimpin. Jadi kalau membuat senjata, aku mendapatkan pahala yang banyak. Seperti itu doktrinnya.

Bagaimana bisa ada bunker senjata rakitan di rumah Anda?

Bunker itu kita bangun maksudnya untuk pembuatan senjata. Sebelum pak Karto ditangkap dia menyuruh bikin senjata yang bagus. Nanti disuplai alat-alat yang bagus. Dari beberapa perjalanan itu, Pak Karto yang paling aktif pembuatan senjata. Di 2016, bagian persenjataan disuruh ditutup. Lalu karena aku yang punya ilmu, punya kemauan, ingin beramaliah membuat senjata, kecewa. Nah, di 2020 baru mulai jalan lagi. Semenjak 4 bulan sebelum ditangkap.

Siapa yang memesan senjata rakitan buatan Anda?

Sudah bukan dari pusat. Tapi dari perseorangan. Yang namanya Budi Handuk.

Jihad menurut pandangan Anda seperti apa?

Ya itu bagian dari jalan kami, akidah yang ditanamkan. Jihad sesungguhnya menurut Rasulullah yaitu berjuang sungguh-sungguh, mengangkat senjata melawan orang kafir.

Seperti apa konsep jaringan Jamaah Islamiyah dalam menjalankan aksinya?

Jadi Jamaah Islamiyah yang dulu dengan sekarang itu beda. Jaman dulu masih banyak ustadz yang dulu yang dari berbagai macam aliran masuk ke situ, yang agak ekstrem pemikirannya. Banyak ngebom sana sini, kan banyak kerugian. Ada yang ditangkap, ada orang Islam yang mati. Nah, Jamaah Islamiyah saat ini mengubah diri. Lebih banyak berdakwah dan melihat dengan kondisi di lapangan.

Apakah ada keterlibatan ormas dalam aksi teror yang dilakukan oleh Jamaah Islamiyah?

Yang aku ketahui dari tim 11 seperti mujahidin itu kan banyak masuk ke situ. Cuma ada satu yang ahli fatwa, dia ini yang memegang kekuasaan, yang bisa mengarahkan semua bidang ini. Jadi fatwa kalau ga sesuai akidah, mereka akhirnya keluar. Jadilah seperti ISIS atau lainnya. Yang aku ketahui Jamaah Islamiyah ini merangkul masyarakat.

Selama Anda buron 14 tahun, siapa yang membiayai Anda dan keluarga?

Kalau itu ada yang bersifat pribadi, ada yang dari jamaah. Kalo yang berifat pribadi ini, kalau tidak ada duit pakai duit saku. Karena dia beramaliah juga, mencari pahala. Kalau di luar kemampuan kawan, dia mencari dana ke pusat Jamaah Islamiyah. Kalau sudah mapan, sudah bisa cari pekerjaan sendiri, itu malah kita yang memberikan infak ke situ. Tapi kalau kita belum bisa, kita disuplai untuk anak istri. Rata-rata itu 500 ribu.

BERITA TERKAIT