test

News

Selasa, 20 November 2018 14:40 WIB

Pengamat UIN : "Reuni 212 Akal-Akalan dan Tidak Penting Digelar"

Editor: Redaksi

PMJ- Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Veri Muhlis Arifuzzaman, rencana kegiatan reuni akbar 212 di Monas, Jakarta Pusat, pada (2/12/2018) mendatang, merupakan agenda berbau politik yang dimanfaatkan salah satu tim pasangan calon (paslon) Presiden dan wakil Presiden untuk jadi ajang berkampanye. “Saya melihat kegiatan reuni akbar 212 itu berbau politik, dan saya rasa tidak ada yang penting dan urgent untuk dilakukan. Dan agenda ini hanya bungkusan untuk ajang kampanye salah satu paslon presiden,” kata Veri saat dihubungi PMJnews.com, Selasa (20/11). Menurut Veri, tidak ada dasar yang jelas dari reuni akbar itu karena, pada saat gerakan ini dilakukan oleh umat Islam tujuannya mengenai kasus penistaan agama Ahok. Dan kasus itu pun sudah selesai dan sesuai dengan tujuannya memenjarakan Ahok. "Jadi untuk apalagi reuni akbar 212? Kalaupun mau berpolitik, ya berpolitik saja. Kenapa kalaupun mau kampanye harus dibuat dengan kegiatan seperti itu, saya kira tidak penting sekali," tegas Veri. Veri menjelaskan, saat gerakan aksi 212 bergejolak yang menjadi dasarnya jelas tentang kasus Ahok dimana, untuk mengawal fatwa MUI yang ditandatangani KH Ma'ruf Amin. Dan mestinya, kalau reuni itu untuk berpolitik atau berkampanye mendukung calon, harusnya dukung KH Mar'uf karena dia yang berjasa memenjarakan Ahok. “Saat aksi 212 orang yang berjasa ya KH Ma'ruf Amin. Beliau yang tanda tangan fatwa bahwa Ahok menista, dan Beliau yang bersaksi di pengadilan. Nah sekarang Kyai Ma'ruf justru diminta Jokowi jadi wakilnya,” tuturnya. Terakhir,Veri pun menyayangkan kepada pihak yang menjadikan aksi mulia gerakan 212 itu malah menjadi bungkusan untuk berpolitik (Kampanye). “Kalaupun mau berkampanye ya kampanye, jangan bungkus reuni 212 dengan tujuan kampanye,” ungkap Veri. “Dan saya kira masyarakat sudah cerdas, dan tidak terpengaruh dengan kegiatan yang saya sebut politik Ngakalin semacam ini. Karena, mereka juga akan tahu kok apa tujuan dari suatu kegiatan dengan melihat disekelilingnya, mulai dari baju yang dipakai, yel-yel yang bergema saja, mereka tahu, kegiatan itu untuk apa dan siapa,” tandasnya.

BERITA TERKAIT