test

News

Selasa, 26 November 2019 14:24 WIB

Mendagri Tito: Mesin Anjungan Dukcapil Mandiri Ampuh Kurangi Potensi Korupsi

Editor: Ferro Maulana

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (Foto: Dok Net)

PMJ - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menjelaskan bahwa dengan diluncurkannya mesin Anjungan Dukcapil Mandiri bertujuan untuk mencetak dokumen kependudukan maka akan dapat mengurangi potensi korupsi.

Tito kembali menuturkan, alasannya selama ini masyarakat yang ingin mengurus segala macam dokumen kependudukan disulitkan oleh adanya birokrasi yang terdapat di kantor-kantor pemerintahan daerah.

“Publik yang selama ini sulit datang ke kantor pemerintah, ke kecamatan, ke kelurahan, ke kantor bupati untuk membuat kartu, belum lagi potensi untuk korupsi dan lain-lain,” ungkap Tito di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Senin (25/11/2019).

“Dengan hilangnya sentuhan antara petugas dengan masyarakat, maka otomatis potensi korupsi tersebut hampir bisa dikatakan hilang. Dan kemudahan dalam hitungan menit semua dapat diakses dan bisa dinikmati oleh publik,” ujar mantan Kapolri ini menambahkan.

Karena itu, dirinya pun mengimbau kepada seluruh kepala daerah di Indonesia untuk bisa mempermudah masyarakatnya dengan menghadirkan mesin ADM itu untuk mengurusi dokumen kependudukan.

“Ya kita minta semua daerah, semua daerah untuk melakukan pengadaan karena ini akan segitu bermanfaat untuk membantu para kepala daerah. Hal itu tadi mengurangi korupsi, mempermudah masyarakat, masyarakat akan berterima kasih kepada kepala daerah-daerah melakukan ini,” katanya lagi.

Sementara itu, Dirjen Dukcapil, Zudan Arif Fakrulloh memaparkan sekarang pengadaan mesin itu masih berproses di DPR RI. Tetapi, pihaknya sudah mencanangkan bila banyaknya mesin yang akan diterima oleh setiap daerah bergantung terhadap banyaknya penduduk.

“Tergantung jumlah penduduknya. Seperti Kabupaten Tanah Tidung yang penduduknya hanya 26 ribu ya mungkin tidak perlu terlalu banyak. Satu kecamatan satu cukup. Tapi kalau seperti DKI, 10 juta, mungkin 100 anjungan juga belum tentu cukup. Tergantung kepadatan daerah dan kemampuan masing daerah,” terang Zudan menutup pembicaraan. (FER).

BERITA TERKAIT