PMJ - Federasi sepakbola Jerman (DFB) siap mengusut aksi solidaritas yang dilakukan beberapa pemain Bundesliga Jerman termasuk aksi berlutut Marcus Thuram bagi George Floyd. Keputusan DFB tersebut pun dipertanyakan.

Spieltag ke-29 Liga Jerman banyak diwarnai oleh aksi solidaritas yang dilakukan beberapa pemain top Bundesliga buat mendiang George Floyd, warga Amerika-Afrika yang tewas terbunuh di dengkul polisi Minneapolis, pada 25 Mei 2020 lalu.

Khusus untuk Marcus Thuram, striker Borussia Monchengladbach itu merayakan golnya ke gawang Union Berlin dengan cara berlutut. Anak legenda Juventus dan Timnas Prancis, Lilian Thuram tersebut melakukan gestur berlutut sebagai bentuk protes atas aksi biadab polisi yang membunuh George dengan cara menekan lehernya menggunakan lutut.

Aksi teatrikal Marcus Thuram ini pun menuai banyak dukungan, namun oleh DFB ternyata dianggap sebagai pelanggaran lantaran menyuarakan slogan politik di tengah laga. DFB pun berencana mengusut masalah tersebut dan segera akan menjatuhkan sanksi kepada yang bersangkutan.

Lemudian pemimpin organisasi Kick It Out, Sanjay Bhandari menyorot keputusan DFB itu. Menurut ia, apa yang dilakukan Marcus Thuram bukanlah sebuah kesalahan yang harus diganjar dengan sanksi.

“Saya berharap ada keringanan hukuman yang ditunjukkan otoritas Jerman. Saya pribadi heran, bagaimana bisa Marcus Thuram dihukum hanya karena dia berlutut?, ” keluh Sanjay.

“Saya ingin tahu sekarang, bagaimana seorang pemain mau melakukan protes seperti yang saya maksudkan. Apakah seorang pemain tidak boleh berlutut usai mencetak gol? Apakah karena dia berkulit hitam? Saya pikir, pemain berkulit putih juga banyak melakukan itu,” jelasnya menegaskan.

“Menurut saya, semua pemain sudah wajar melakukan itu, semua tim bahkan bisa melakukan itu. Tengok saja aksi Erling Haaland di laga perdananya bersama Dortmund, dia merayakan golnya dengan semua pemain Dortmund berlutut,” tutupnya. (FER).