test

News

Minggu, 29 Desember 2019 15:30 WIB

Badai Topan Phanfone Berpotensi Menyerang Pesisir Banten Saat Tahun Baru

Editor: Ferro Maulana

Badai Topan Phanfone. (Foto: Ilustrasi/ Dok Net)

PMJ - Badai Topan Phanfone yang pernah menyerang Filipina pada 25 Desember 2019 lalu, telah menewaskan belasa korban jiwa. Badai yang berkecepatan mencapai 196 kilometer tersebut berpotensi menerjang wilayah Banten jelang pergantian tahun.

Badai ini diprediksi akan mengakibatkan hujan deras disertai angin kencang, kilat dan petir di wilayah Banten.

"Hujan lebat disertai angin kencang, kilat dan petir di sebagian besar Sumatera, Banten, Jabar, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalimanyaj Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan hingga Papua," ungkap Prakirawan BMKG Serang, Trias Asmarahadi, belum lama ini.

Selanjutnya, BMKG pun merilis peringatan dini kemungkinan terjadinya badai Phanfone ini. Khususnya warga yang beraktivitas di pesisir Banten. Alasannya, badai ini berpotensi memicu gelombang tinggi.

"Gelombang tinggi hingga empat meter ada di samudera Hindia selatan Jawa hingga Lombok," jelasnya singkat.

Masih dari penuturannya, gelombang tinggi itu disebabkan meningkatnya kecepatan angin dengan kecepatan mencapai 20 knot di wilayah Indonesia bagian utara dan 16 knot di wilayah Selatan Indonesia. Gelombang setinggi 2,5 meter pun diprediksi akan menerjang wilayah Selat Sunda.

Dalam menekan kemungkinan jatuhnya korban luka hingga korban jiwa, BMKG mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas dan berhati-hari di pesisir pantai Banten.

"Wilayah terdampak gelombang tinggi mencapai 2,5 meter di Selat Sunda bagian barat dan selatan,” sambungnya.

“Kemudian di perairan Selatan Banten hingga Jawa barat. Dimohon kepada masyarakat yamg tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar wilayah berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," katanya lagi.

Sekedar informasi, di Filipina badai Phanfone yang berkecepatan 195 kilometer itu juga merusak atap rumah, menumbangkan tiang listrik, jaringan internet dan seluler terputus, hingga mengganggu jadwal penerbangan.

Walaupun berdampak begitu dahsyat di Filipina, badai Phanfone ini sebenarnya berkekuatan lebih lemah ketimbang badai Super Haiyan. Badai Haiyan ini pernah menewaskan sekitar 7.300 orang termasuk korban hilang pada 2013. (BMKG/ FER).

BERITA TERKAIT