test

News

Kamis, 20 Agustus 2020 12:17 WIB

Ragam Tradisi Masyarakat Rayakan 1 Muharram

Editor: Etty Kadriwaty

Tradisi Kirab Kebo Bule baisa dilakukan warga Surakarta.(Foto:doknet)

PMJ- Banyak Tradisi yang dilakukan umat Islam di Indonesia dalam perayaan pergantian tahun Hijriah sebagai bentuk rasa syukur dan antusias datangnya Tahun Baru Islam 1 Muharram. Sejumlah masyarakat biasanya pawai membawa obor mengelilingi kampung dan sambil bershalawat ataupun berdoa.

Berikut ini tradisi unik yang biasa dilakukan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia:

Tradisi Kirab Kebo Bule baisa dilakukan warga Surakarta.(Foto:doknet)

Kirab Kebo Bule

Tradisi ini merupakan kebiasaan yang dilakukan warga Surakarta. Dalam tradisi ini warga mengarak mengikuti kerbau berwarna putih yang dianggap sebagai turunan kerbau kiyai Slamet.

Dalam pelaksanaannya kirab kerbau bule ini dilakukan dengan menuntun kerbau bule yang diikuti para keluarga keraton sembari membawa pusaka. Kerbau bule ini disebut sebagai cucuking lampah atau pemandu kirab.

Mubeng Beteng

Tradisi yang satu ini biasanya dilakukan oleh warga Jogjakarta. Tradisi ini dilaksanakan oleh ratusan abdi dalem keraton berkeliling lingkungan keraton yang kemudian diikuti oleh warga.

Pada saat tradisi berlangsung,mereka dilarang berbicara, makan serta merokok. Mereka berjalan sekitar sejauh 5 km. Hal ini sebagai bentuk refleksi dan introspeksi diri.

Ledug Suro

Tradisi ledug Suro ini menjadi tradisi bagi masyarakat Magetan, Jawa Timur. Tradisi dilaksanakan dengan kirab Nayoko dan Bolu Rahayu. Mereka akan berebut Bolu Rahayu yang mereka anggap akan membawa berkah dan keberuntungan

Tradisi Mubeng Beteng biasa dilakukan ratusan abdi dalem Keraton Jogjakarta. (Foto:Doknet).

Upacara Tabot

Dirayakan oleh masyarakat Bengkulu, untuk mengenang kepahlawanan serta meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thalib. Upacara ini terpengaruhi oleh upacara Karbala di Iran. Perayaan Tahun Baru Islam ini telah dilakukan sejak tahun 1685 oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal juga sebagai Imam Senggolo. Masyarakat percaya, apabila perayaan Tahun Baru Islam ini tidak mereka selenggarakan maka musibah dan malapetaka akan menimpa mereka.

Upacara Bubur Suro, Jawa Barat

Orang Sunda menyambut tahun baru Islam dengan Upacara Bubur Suro. Upacara ini dilakukan untuk memperingati tahun baru Islam dan mengenang peristiwa 10 Muharam.

Masyarakat Sunda akan menyiapkan bubur merah dan bubur putih yang disajikan secara terpisah lalu dibawa ke masjid. Di masjid, orang-orang lantas melakukan sejumlah tradisi untuk memperingati tahun baru Islam.

Tabuik, Pariaman

Tradisi Tabuik masyarakat Pariaman, Sumatera Barat. (Foto:Doknet).

Di Pariaman, Sumatra Barat, orang menyambut tahun baru Islam melalui gelaran upacara Tabuik atau Tabut. Tradisi ini memperingati hari Asyura pada 10 Muharram. Upacara ini dilakukan untuk mengenang gugurnya Imam Husain Cucu, Nabi Muhammad SAW.

Di Pariaman sendiri, tabuik menyerupai patung buraq, seekor kuda bersayap dengan kepala perempuan. Patung Tabuik terbuat dari bambu, rotan, dan kertas. Pada punggungnya, terdapat sebuah peti yang berisi perhiasan dekoratif dan payung.

Tradisi tersebut dilakukan dengan serangkaian pembuatan tabuik dari 1 Muharram hingga 10 Muharram. Pada 10 Muharram, tabuik diarak dan dibuang ke laut.

5. Grebeg Suro, Ponorogo

Masyarakat Ponorogo, merayakan tahun baru Islam dengan tradisi Grebeg Suro. Pada tradisi ini masyarakat menggelar pawai, kirab sejarah, larungan doa, dan seni reog.

Warga di Ponorogo, Jawa Timur juga mengadakan tirakatan, yaitu tidak tidur semalaman untuk menyambut tahun baru Islam.(Ety-02)

BERITA TERKAIT