test

News

Senin, 5 Juni 2023 09:06 WIB

BNPB: Awal Tahun 2023 Didominasi Bencana Hidrometeorologi

Editor: Hadi Ismanto

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Suharyanto saat konferensi pers di Cianjur. (Foto: PMJ News/Dok BNPB)

PMJ NEWS - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut dalam kurun waktu lima bulan di awal tahun 2023 ini terjadi 1.675 kejadian bencana.

Hal ini disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) di Pondok Pesantren Alhamidiah, Depok.

"Didominasi oleh bencana hidrometeorologi sebesar 99,1 persen," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangannya yang dikutip pada Senin (5/6/2023).

"Rinciannya, 92 persen adalah bencana hidrometeorologi basah dan 6,6 persen merupakan bencana hidrometeorologi kering, sisanya merupakan bencana geologi dan vulkanologi," sambungnya.

Suharyanto juga menjelaskan, saat ini perubahan iklim yang terjadi di dunia secara nyata telah meningkatkan potensi kejadian bencana.

"Perubahan iklim terbukti meningkatkan frekuensi kejadian bencana dengan sangat drastis dan lebih ekstrim," ucapnya.

Suharyanto mengungkapkan jika melihat data bencana terkait iklim dengan dampak signifikan, di tingkat global khususnya sejak tahun 1961, tren kenaikan anomali suhu rata-rata global berbanding lurus dengan peningkatan frekuensi kejadian bencana.

"Hal yang sama dengan data bencana di Indonesia, tren kenaikan jumlah kejadian bencana alam dalam mengalami kenaikan hingga 82 persen jika dilihat dari tahun 2010 hingga 2022," tuturnya.

Sehingga, lanjut Suharyanto, benar apabila peningkatan anomali suhu rata-rata baik di tingkat global maupun nasional menyebabkan meningkatnya frekuensi kejadian bencana, terutama bencana hidrometeorologi.

"Untuk bencana hidrometeorologi basah, akar permasalahan adalah urbanisasi yang memberikan tekanan pada lingkungan di hilir, dan alih fungsi lahan, yang mengurangi kapasitas daya serap, baik karbon maupun air mulai dari hulu hingga hilir," tukasnya.

BERITA TERKAIT