Senin, 10 Februari 2020 12:42 WIB
26 Korban Tewas dan 57 Terluka, Drama Teror Penembakan Terburuk di Thailand Berakhir
Editor: Ferro Maulana
PMJ - Seorang tentara ditembak mati oleh polisi, setelah melakukan aksi teror penembakan kepada 83 orang, yang mana diantaranya 26 korban tewas dan 57 lainnya mengalami luka-luka. Teror penembakan massal tersebut menjadi yang terburuk di Thailand.
Para pejabat terkait di Negeri Gajah Mati ini mengatakan, prajurit itu mengawali penyerangannya dengan membunuh dua orang tentara di pangkalan militer. Kemudian melakukan teror berdarah dan menembak orang-orang di sebuah kompleks pertokoan yang mana pegunjung mall itu melarikan diri dalam ketakutan.
Polisi membutuhkan waktu 16 jam untuk mengakhiri serangan di timur laut negara itu. Pihak berwenang mengungkapkan bahwa Sersan Mayor Jakrapanth Thomma berada di belakang serangan itu. Diketahui, kawasan Nakhon Ratchasima, merupakan pusat wilayah utara timur yang relatif miskin di pedesaan Thailand.
"Peristiwa ini belum pernah terjadi sebelumnya di Thailand. Saya harap ini satu-satunya dan insiden terakhir, semoga hal itu tidak pernah terjadi lagi,” ujar Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, Sabtu (08/02/2020) waktu setempat.
Peristiwa Mengerikan yang Dialami Saksi
Saksi Nattaya Nganiem menjelaskan bagaiman suramnya keadaan saat serangan tersebut terjadi. Ia melihat semua orang histeris keluar dari mall, dan ia melihat ratusan orang dievakuasi dalam kereta dorong kecil oleh polisi, saat petugas juga mencari pria bersenjata itu untuk dilumpuhkan.
Sedangkan saksi lain yaitu Sumana Jeerawattanasuk, mengatakan dirinya bersembunyi di toilet dan menjelaskan setidaknya ada tujuh atau delapan orang bersembunyi di ruangan yang sama dengannya.
Tak berselang lama yaitu tengah malam, polisi mengumumkan mereka telah mengamankan bagian atas mall, tetapi masih mencari pria bersenjata itu. Sekitar 16 jam kemudian, para pejabat Thailand menggelar konferensi pers untuk mengumumkan pria bersenjata itu telah ditembak mati.
“Orang pertama yang tewas adalah komandan Batalyon Amunisi ke-22, yang merupakan atasan tersangka. Dia mengatakan pria bersenjata itu menembaki orang lain di pangkalannya dan mengambil senjata serta amunisi sebelum melarikan diri dengan mobil militer,” terang Juru bicara Kementerian Pertahanan Kongcheep.
Laman Facebook Tersangka
Pria yang melakukan penembakan terburuk di Thailand tersebut bernama Jakrapanth. Dalam profil Facebooknya menampilkan Jakrapanth memakai topeng dan mengenakan seragam gaya militer dan dipersenjatai dengan pistol.
Halaman Facebook tersebut tidak dapat diakses lagi usai tersangka ditembak mati. Boleh dikatakan, senjata api dapat diperoleh secara legal, dan banyak warga Thailand memiliki senjata.
Walaupun izin kepemilikan senjata dibolehkan namun enembakan massal jarang terjadi, meskipun kadang-kadang terjadi pertempuran senjata di ujung selatan negara itu, tempat pemerintah selama bertahun-tahun memerangi pemberontakan separatis yang sudah berlangsung lama. (FNI/ FER).