test

News

Minggu, 7 Mei 2023 20:06 WIB

Tiba di NTT Jelang KTT, Jokowi Tak Ingin ASEAN Jadi Proxy Negara Manapun

Editor: Hadi Ismanto

Presiden Jokowi saat tiba di Nusa Tenggara Timur menjelang pelaksanaan KTT ASEAN. (Foto: PMJ News/YouTube Setpres)

PMJ NEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan komitmen Indonesia selama memegang keketuaan ASEAN 2023. Jokowi tak ingin ASEAN menjadi proxy negara mana pun.

Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat tiba bersama Ibu Negara Iriana di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, Minggu (7/5/2023).

"Prinsip Indonesia di keketuaan ASEAN adalah kolaborasi dan kerjasama dengan siapa pun, kita tidak ingin ASEAN menjadi proxy siapa pun, proxy negara mana pun," ungkap Jokowi dalam keterangan pers seperti ditayangkan akun YouTube Setpres.

Jokowi menekankan ASEAN harus terbuka untuk kerja sama dengan negara mana pun. Dengan begitu, dia berharap penyelesaian konflik mengedepankan dialog.

"Yang kita inginkan ASEAN adalah terbuka, kerja sama dengan siapa pun dengan negara mana pun sehingga penyelesaian setiap masalah di ASEAN adalah prinsip dialog. Ini sangat penting sekali, utamanya di dalam masalah Myanmar," jelasnya.

Menurut Jokowi, pada KTT ASEAN ini salah satu topik yang akan dibahas masalah Myanmar. Dia menyebut five point of consensus bakal menjadi dasar pembahasan masalah Myanmar itu.

"Ya, secara khusus akan dibahas tapi acuan kita tetap untuk Myanmar, acuan kita tetap five point consensus tetap jadi acuan, tetapi harus dengan dialog, bukan karena menurut saya sanksi itu bukan sebuah solusi," terangnya.

Dalam KTT ASEAN Labuan Bajo, lanjut Jokowi, Indonesia mengundang perwakilan non-politik Myanmar. Presiden berharap konflik di negara tersebut segera selesai.

"Kita ingin konflik di Myanmar segera diselesaikan. Yang pertama kekerasan dihentikan. Yang kedua, bantuan kemanusiaan harus sampai kepada rakyat di Myanmar," tuturnya.

"Yang ketiga, dialog yang penting, yang aktif tidak hanya di sini tapi juga di Myanmar sendiri sudah harus aktif untuk berperan dalam dialog-dialog yang kita lakukan," imbuhnya.

BERITA TERKAIT