test

Kesehatan

Senin, 7 Oktober 2019 06:06 WIB

Kanker Kulit Paling Berbahaya Ini Dapat Disembuhkan dengan Obat Imunitas

Editor: Redaksi

Pil obat. (Foto: Dok Net)

PMJ – Peneliti mengatakan bahwa kanker kulit paling berbahaya seperti Melanoma kini dapat “disembuhkan” dengan obat-obat imunitas.

Setengah dari orang yang didiagnosis dengan melanoma, suatu kanker kulit yang sebelumnya tidak dapat diobati, sekarang dapat berlanjut hidup, yang sebagian besar dikatakan berkat obat imunoterapi.

Dilansir Healthline, hingga sepuluh tahun yang lalu hanya 1 dari 20 orang yang didiagnosis dengan melanoma lanjut bertahan selama 5 tahun setelah diagnosis, bahkan banyak yang hanya bertahan selama 6 atau 9 bulan.

“Di masa lalu, melanoma metastasis dianggap tidak dapat diobati. Ahli kanker menganggap melanoma berbeda dengan kanker lainnya. Itu tidak dapat diobati begitu menyebar," kata Profesor James Larkin, Profesor dari Institute of Cancer Research di London.

"Ini adalah pertama kalinya kita bisa mengatakan bahwa peluang menjadi penderita melanoma lanjut jangka panjang sekarang lebih dari 50 persen, yang merupakan tonggak sejarah yang sangat besar," lanjut Larkin.

Mereka menemukan penelitian yang mengatakan bahwa dua obat imunoterapi, ipilimumab dan nivolumab dapat menghentikan atau membalikkan perkembangan melanoma dengan jangka waktu 5 tahun atau lebih.

Temuan ini dipresentasikan akhir pekan lalu di Pertemuan Tahunan ESMO 2019 di Barcelona, Spanyol, dan diterbitkan dalam New England Journal of Medicine.

Menurut seorang ahli onkologi bedah dan asisten profesor onkologi bedah di John Wayne Cancer Institute, Dr. Trevan Fischer, pengidap kanker melanoma biasanya berpindah dari pengobatan satu ke yang lainnya, yang sekarang dapat diubah dengan obat imunitas.

“Pada banyak kanker lain dengan perawatan efektif yang memperpanjang kelangsungan hidup, pasien berpindah dari satu lini pengobatan ke yang berikutnya dan menghabiskan sebagian besar sisa hidup mereka pada beberapa bentuk perawatan,” kata Fischer.

“Dalam penelitian ini, tiga perempat pasien yang menggunakan terapi kombinasi tidak lagi memerlukan perawatan rutin. Ini memberi mereka harapan untuk sembuh, ” jelas Fischer. (DEW/ FER)

BERITA TERKAIT