test

Kesehatan

Rabu, 27 April 2022 11:01 WIB

Studi: Vaksinasi Covid-19 Dosis Ketiga Bisa Perkuat Imun Tubuh

Editor: Hadi Ismanto

Masyarakat menjalani vaksinasi Covid-19. (Foto: PMJ News).

PMJ NEWS - Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Dewan Penelitian Medis India dan Institut Virologi Nasional telah memperkuat argumentasi bahwa pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga bisa memperkuat imun tubuh.

Fakta ini terungkap bagi orang yang sudah mendapatkan vaksin, terutama bagi orang yang sebelumnya telah divaksin dua dosis dan tidak pernah terinfeksi Covid-19 sama sekali.

Para peneliti yang terkait dengan studi membandingkan tiga kelompok orang meliputi “naïve vaccinees” yaitu mereka yang telah mendapat dua dosis vaksin tetapi belum terinfeksi Covid.

Kelompok selanjutnya adalah individu yang telah pulih dari Covid-19 dan telah mendapat dua dosis vaksin serta terakhir individu dengan infeksi terobosan yaitu mereka yang terinfeksi virus setelah mendapat dua dosis vaksin.

"Studi kami menunjukkan respons IgG (Immunoglobulin, sejenis antibodi) dan Nab (antibodi penetral) yang lebih rendah pada kelompok naïve vaccines dibanding kelompok lain," jelas peneliti studi seperti dilansir The Indian Express, Rabu (27/4/2022).

"Ini menekankan berkurangnya respons kekebalan pada naïve vaccines setelah dosis kedua dan menjamin pemberian booster bisa meningkatkan kekebalan," sambungnya.

Studi yang diterbitkan baru-baru ini di Journal of Infection telah melihat ke dalam IgG dan menetralkan respons antibodi pada individu yang divaksinasi dengan dua dosis vaksin Covishield terhadap varian virus B.1, Delta, Beta, dan Omicron.

Antibodi penetral bertanggung jawab untuk mempertahankan sel dari patogen. Mereka diproduksi oleh tubuh sebagai bagian dari respons imun dan produksinya dapat dipicu oleh infeksi atau vaksinasi terhadap infeksi.

Imunoglobulin, juga dikenal sebagai antibodi, pada dasarnya adalah molekul glikoprotein yang diproduksi oleh sel darah putih. Mereka bertindak sebagai bagian penting dari respons imun yang secara khusus mengenali dan mengikat bakteri atau virus dan membantu menghancurkannya.

"Terlepas dari kenyataan bahwa vaksin efektif melawan infeksi SARS-CoV-2 yang parah, banyak kasus terobosan dan infeksi ulang diamati selama pandemi. Pergeseran paradigma ini terutama disebabkan oleh penurunan respons imun pasca-infeksi alami atau vaksinasi, munculnya varian baru SARS-CoV-2, dan potensi pelepasan kekebalannya,” tukasnya.

BERITA TERKAIT