Jumat, 29 Oktober 2021 06:30 WIB
La Nina yang Akan Terjadi Akhir 2021 Mampu Ancam Pertanian dan Perikanan
Editor: Ferro Maulana
PMJ NEWS - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerangkan, La Nina yang diperkirakan terjadi pada akhir 2021 mampu mengancam sektor pertanian dan perikanan.
Maka, menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, pemerintah harus memberi perhatian lebih di kedua sektor itu.
"Dampaknya akan mengancam ketahanan pangan karena berpotensi merusak tanaman akibat banjir, hama, dan penyakit tanaman," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (29/10/2021).
"Serta juga mengurangi kualitas produk karena tingginya kadar air,” sambungnya.
Masih dari keterangan Dwikorita, di sektor perikanan, pasokan ikan bakal berkurang drastis akibat nelayan tidak bisa melaut.
Walaupun melaut, lanjut Dwikorita, hasil tangkapannya itu tidak akan maksimal.
Hal itu disebabkan, tingginya gelombang dan memengaruhi hasil laut di pasaran yang cenderung mahal.
Lebih jauh ia menuturkan, La Nina adalah fenomena mendinginnya suhu muka laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur hingga melewati batas normalnya.
Kondisi tersebut bakal memengaruhi sirkulasi udara global yang menyebabkan, udara lembab mengalir lebih kuat dari Samudra Pasifik ke arah Indonesia.
Akibatnya, Indonesia banyak terbentuk awan dan diprediksi kondisi ini bisa meningkatkan curah hujan sebagian besar wilayah Tanah Air.
Saat ini BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini terhadap ancaman datangnya La Nina menjelang akhir tahun ini.
Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina. Yakni, -0.61 pada dasarian I Oktober 2021.
Kondisi tersebut berpotensi untuk terus berkembang dan Indonesia harus segera bersiap menyambut La Nina yang diprakirakan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022.
Merunut peristiwa La Nina 2020, hasil kajian BMKG menunjukkan curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari, terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT.
Berikutnya, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan, maka La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya.
BMKG juga telah memprakirakan sebagian wilayah Indonesia yang akan memasuki periode musim hujan mulai Oktober ini.
Antara lain, wilayah Aceh bagian timur, Riau bagian tenggara, Jambi bagian barat, Sumatera Selatan bagian tenggara, Bangka Belitung, Banten bagian barat, dan Jawa Barat bagian tengah.
Kemudian, Jawa Tengah bagian barat dan tengah, sebagian D.I. Yogyakarta dan sebagian kecil Jawa Timur, Kalimantan Tengah bagian timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.