test

Kesehatan

Jumat, 17 September 2021 10:05 WIB

Waspada, Stres Berat Bisa Picu Hipertensi Hingga Stroke

Editor: Hadi Ismanto

Stres berat jangan sampai berkepanjangan karena dapat memicu risiko tekanan darah tinggi. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hadi)

PMJ NEWS - Stres berat dapat terjadi bila seseorang mengalami tekanan mental atau emosional yang berlebihan. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai macam hal seperti beban pekerjaan, masalah keluarga, menderita penyakit tertentu, hingga terlilit hutang.

Stres berat harus disadari secara dini dan jangan sampai berkepanjangan. Pasalnya, kondisi ini dapat memicu risiko sejumlah penyakit, termasuk tekanan darah tinggi atau hipertensi hingga terkena stroke.

Sebuah studi dalam jurnal American Heart Association (AHA) menyebut ketika hormon stres kortisol terus meningkat, risiko mengalami stroke, serangan jantung, dan penyakit jantung lainnya lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami stres.

Ahli Jantung dan Profesor Kedokteran Baylor College of Medicine di Houston yang mewakili AHA, Glenn Levine mengatakan, penelitian itu menunjukkan hubungan antara pikiran dan kesehatan jantung.

"Stres, depresi, frustasi, kemarahan, dan pandangan negatif tentang hidup tidak hanya membuat kita tak bahagia, tetapi berdampak juga pada kesehatan dan umur panjang," ungkap Levine seperti dilansir dari laman CNN, Jumat (17/9/2021).

Berdasarkan data yang diterbitkan melalui penelitian itu, Levine mengungkapkan bahwa kesehatan psikologis negatif seperti stres berkaitan erat dengan risiko terkena penyakit kardiovaskular.

Analisis terkait stres ini juga dilihat melalui tes urine, dengan mengukur kadar hormon stres yang terkandung di dalamnya. Studi ini turut menguji tiga hormon yakni norepinefrin, epinefrin, dan dopamin.

Ketiga hormon ini ada untuk mengatur sistem saraf otonom dan mengontrol fungsi tubuh yang tidak disengaja seperti detak jantung, tekanan darah dan pernapasan.

Saat mengalami stres, hormon kortisol akan mengalami peningkatan dan memacu ketiga hormon ini untuk bergerak lebih ekstrim.

Meski tidak bisa memeriksa kadar hormon penyebab stres melalui tes urine, menurut Levine setiap orang tetap bisa mengelola stres yang terjadi pada dirinya. Terutama dengan sering melakukan refleksi diri.

Menjaga hati dan pikiran sangat disarankan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah terkena darah tinggi. Menurutnya, ini juga baik diimbangi dengan pikiran dan pandangan positif semasa hidup.

"Jika menyadari diri cenderung sering stres, frustrasi atau marah, maka akan sangat membantu untuk merenungkan apa sebenarnya hal yang membuat kita stres," tukasnya.

BERITA TERKAIT