test

Kesehatan

Rabu, 1 April 2020 07:01 WIB

Ketahui dan Ini Solusi Saat Rasa Cemas Terjadi di Masa Pandemi Covid-19

Editor: Ferro Maulana

Pemeriksaan terhadap warga Tiongkok yang terindikasi terkena virus corona. (Foto: Dok Net/ Ilustrasi).

PMJ - Kasus orang yang positif terpapar atau terinfeksi oleh virus corona (Covid-19) terus meningkat hari demi hari. Di Tanah Air, jumlah kasus positif virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan Tiongkok itu bahkan sudah mencapai lebih dari 1.000 kasus.

Pandemi Covid-19 menjadikan banyak masyarakat di dunia cemas, termasuk Indonesia. Tak hanya itu, beberapa negara melakukan karantina dan membatasi kegiatan sosial dengan menjaga jarak fisik antara satu individu dan individu lainnya juga memberikan rasa kecemasan tersendiri.

Rasa cemas tersebut mempengaruhi aktivitas individu dalam melakukan pembelian atau belanja. Dilansir dari situs psychology today , berikut beberapa penelitian terkait dengan kecemasan di masa pandemi wabah covid-19 ini.

Pertama, konsumen dengan tingkat stres tinggi cenderung melakukan pembelian secara impulsif. Tetapi, berbelanja secara impulsif juga dapat menjadi terapi ritel karena akan membantu individu merasa lebih baik dan mendapatkan kendali atas situasi yang terasa di luar kendali.

Studi menunjukkan bahwa saat individu yang merasa sedih membuat pilihan untuk berbelanja, maka belanja itu mengurangi kesedihan mereka.

Kedua, kecemasan meningkatkan preferensi untuk opsi yang aman dan memberikan rasa kontrol. Ketika merasa cemas, maka secara alami individu mencari kenyamanan dan kendali terhadap situasi.

Dalam satu studi penelitian, peserta yang memiliki rasa cemas menyatakan lebih menyukai mobil yang penuh dengan fitur keselamatan seperti sistem anti selip dibandingkan dengan mobil mewah.

Di bawah kondisi kecemasan yang tiba-tiba dan ekstrim, penekanan pada pencarian keamanan dan penegakan kontrol ini dapat menyebabkan perilaku berbahaya seperti pembelian dan penimbunan panik.

Ketiga, Kecemasan meningkatkan keinginan untuk berbelanja secara royal pada merek-merek mewah. Kecemasan yang terkait dengan pertanyaan tentang kematian dan kelangsungan hidup di masa juga memiliki efek paradoks pada perilaku pembelian.

Secara singkat hal ini mempromosikan nilai-nilai dan keputusan materialistis. Banyak orang mengandalkan pembelian dan konsumsi sebagai salah satu cara inti untuk menghasilkan makna dalam hidup dan untuk mengalami kebahagiaan, bahkan jika kebahagiaan itu tidak lama.

Individu bertindak dengan cara-caranya untuk menekan teror alami kematian ketika mengalami rasa cemas yang meningkat.

Dalam beberapa pekan terakhir, pandemi Covid-19 telah meningkatkan kecemasan dan secara dramatis mengubah perilaku belanja masyarakat.

Namun, sulit untuk belanja barang-barang pilihan secara impulsif dalam keadaan banyak toko tutup dan banyak penjual online memprioritaskan penjualan dan pengiriman barang-barang penting.

Pendekatan yang efektif dalam kondisi ini merupakan mengembalikan sebanyak mungkin rutinitas dan kebiasaan belanja. Ini akan sangat berguna bagi masyarakat yang merupakan konsumen bijaksana, yang rutinitasnya mendukung pembelian sedikit demi sedikit yang stabil dan konsumsi yang terukur. (DBS/ FER)

BERITA TERKAIT