test

News

Senin, 11 Januari 2021 11:35 WIB

Polemik Tahu Tempe, Jokowi: Pembangunan Pertanian Harus Diseriusi

Editor: Ferro Maulana

Presiden Joko Widodo. (Foto: Instagram Jokowi).

PMJ NEWS - Makanan tradisional masyarakat yaitu tahu dan tempe yang sempat langka dengan harga jual yang tinggi lantaran mahalnya harga kedelai menjadi sorotan Presiden Joko Widodo. Jokowi meyayangkan tahu dan tempe menjadi polemik yang cukup rumit.

Kepala Negara mewaspadai harga kedelai impor yang masih terus terjadi menyebabkan harga kedelai lokal tersaingi.

"Beberapa pekan terakhir ini urusan berkaitan dengan tahu tempe menjadi masalah ya. Kita tahu penduduk 250 juta lebih oleh sebab itu pengelolaan pangan harus kita urusi pembangunan pertanian harus diseriusi," demikian pernyataan Jokowi secara virtual, di Jakarta, Senin (11/1/2021).

Dalam kondisi pandemi Covid-19, dimana sektor pertani memasuki posisi sentral. Dirinya pun menyayangkan Indonesia masih melakukan impor jagung gula dan bawang putih. Padahal produksi lokal cukup baik.

"Hati-hati jagung, gula hati-hati impor bawang putih beras meskipun udah dua tahun nggak impor beras. Apakah konsisten bisa kita lakukan yang kita sampaikan urusan gula jagung, kedelai dan komoditas lainnya ini jadi catatan dan segera dicari desain yang baik agar bisa diselesaikan," ungkap Jokowi menegaskan.

Jokowi melanjutkan, tidak bisa melakukan konvensional dan rutinitas monoton dilakukan bertahun-tahun. "Dan kita membangun economic skill nggak bisa kecil-kecil. Di sisi produksi ada yang kalah dan nggak benar," tambahnya.

Menurutnya, saat FAO memperingatkan potensi terjadinya krisis pangan. Krisis pangan ini perlu diawaspadai. "Kita hati-hati mengenai hal ini mengenai krisis pangan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT