test

News

Kamis, 16 Januari 2020 10:03 WIB

BPS Sebut Rokok Penyumbang Angka Kemiskinan di Indonesia

Editor: Ferro Maulana

Selain bisa mengganggu kesehatan, kebiasaan merokok menjadi pemicu naiknya angka kemiskina di Indonesia (Foto: Dok Net/Ilustrasi)

PMJ - Bagi perokok sebenarnya sudah mengetahui dampak buruk menghisap tembakau itu terhadap kesehatan. Tapi pernahkah kamu menghitung biaya untuk sebungkus, bahkan lebih untuk membeli rokok.

Berdasarkan rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), rokok kretek filter menjadi salah satu komoditas yang memberikan kontribusi besar terhadap garis kemiskinan dengan angka sebesar 11,17 persen di perkotaan dan 10,37 persen di perdesaan.

"Rokok kretek filter menjadi (kontributor) terbesar kedua terhadap garis kemiskinan," ujar Kepala BPS, Suhariyanto saat menggelar jumpa pers di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2019, rokok masuk jajaran untuk komponen makanan penyumbang garis kemiskinan. Sedangkan di posisi pertama adalah beras yang meyumbangan 20,35 persen di perkotaan dan 25,82 persen di perdesaan.

Sedangkan, komponen bukan makanan penyumbang garis kemiskinan terbesar baik di perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi.

BPS menilai peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan bukan makanan terhadap garis kemiskinan yakni mencapai 73,75 persen.

Menurut BPS, garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.

Dengan kata lain, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Di Indonesia sendiri, garis kemiskinan pada September 2019 sebesar Rp 440.538 per kapita per bulan atau naik 7,27 persen dibandingkan periode sama 2018.

BERITA TERKAIT