test

News

Kamis, 16 Januari 2020 16:12 WIB

Punya Makna Khusus, Ini Tradisi Warga Tionghoa Saat Rayakan Imlek

Editor: Ferro Maulana

Warga tionghoa merayakan Imlek dengan berbagai tradisi (Foto: Dok Net/PMJ)

PMJ - Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menghormati keberagaman. Terbukti perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek tetap dianggap sebagai sebuah peristiwa penting, meski sebagian besar penduduknya merupakan Muslim.

Di Indonesia, tahun Baru Imlek 2571 Kongzili akan jatuh pada 25 Januari 2020. Namun momen ini sudah dapat dirasakan jelang sepuluh hari kedatangan hari spesial ini.

Tapi tau kah kamu, jika warga Tionghoa memiliki rangkaian tradisi yang penuh makna di Tahun Baru Cina. Seperti dihimpun redaksi dari berbagai sumber, Kamis (16/1/2020), berikut sejumlah tradisi merayakan Imlek.

1. Berkumpul dan makan bersama keluarga

Seperti momen hari raya umat beragama lainnya, warga Tionghoa menggangap Imlek sebagai momen istimewa. Sehingga mereka merayakan momen ini bersama keluarga serta orang terdekat dengan berkumpul dan makan malam.

Makanan yang disajikan pun sangat istimewa, bukan sekedar enak tapi juga diyakini bisa membawa keberuntungan. Ikan yang dipercaya bisa membawa keberuntungan, dumpling untuk menambah rezeki, mie untuk berkah panjang umur.

2. Berpakaian serba merah

Warna merah memang identik saat perayaan Imlek. Berbagai ornamen ataupun hiasan akan dengan dominasi merah akan menghiasi rumah warga Tionghoa. Bahkan ketika perayaan Tahun Baru cina, mereka berpakaian warna merah.

Dalam kepercayaan Tionghoa, warna merah diartikan sebagai warna keberuntungan. Selain itu, binatang buas dalam mitologi China yaitu Nian sangat membenci warna merah dan kebisingan, begitu juga dengan para roh jahat.

Berbanding terbalik dengan warna merah, saat Imlek biasanya mereka tidak akan memakai warna putih dan hitam karena warna itu merupakan warna pemakaman dan dianggap akan membawa sial.

3. Tradisi Hong bao atau angpau

Hong bao atau amplop merah menjadi tradisi yang selalu hadir saat Imlek. Di Indonesia sendiri hong bao lebih dikenal dengan sebutan angpau. Hong bao biasanya akan diberikan oleh orang yang lebih tua kepadayang lebih muda.

Salah satunya diberikan orangtua kepada anaknya, terutama mereka yang belum bekerja. Saat ini bahkan seorang atasan memberikan angpau kepada bawahannya, sebagai tradisi warga Tionghoa dalam menyambut perayaan Imlek.

4. Menyalakan petasan

Sama seperti perayaan tahun baru pada umumnya, menyalakan petasan atau kembang api juga menjadi salah satu tradisi yang selalu ada saat Imlek. Uniknya, petasan untuk tahun baru China dibuat dari gulungan kertas merah yang kemudian diberi bubuk mesiu.

Suara petasan yang keras dipercaya dapat menakut-nakuti roh jahat dan juga binatang jahat bernama Nian. Selain itu suara petasan juga digunakan untuk menarik perhatian Guan Yu, seorang jenderal China yang sangat dihormati dan disembah sebagai dewa Tao.

Namun atas alasan keamanan, tradisi ini sempat dilarang pemerintah. Sebagai gantinya, biasanya perayaan Imlek akan disambut dengan pesta kembang api super meriah untuk menyemarakkan suasana Imlek.

5. Berdoa di kelenteng

Selain mengunjungi keluarga dan kerabat terdekat, tradisi lain yang dilakukan saat Imlek adalah pergi ke kelenteng. Sama seperti umat lain ketika menyambut perayaan hari spesial mereka, warga Tionghoa juga akan pergi sembahyang ke klenteng.

Orang-orang biasanya akan mengunjungi kelenteng di hari ketiga untuk berdoa dan meminta berkah para dewa agar kehidupan mereka di tahun depan lebih baik dari tahun sebelumnya.

6. Pertunjukan Barongsai

Ini menjadi salah satu tradisi Imlek yang paling populer di Indonesia. Pertunjukan yang menggunakan kostum unik berwujud singa biasanya dilakukan oleh dua orang akrobat yang akan mengisi bagian bagian kepala dan satu lagi tubuh singa bagian belakang.

Tidak hanya sekedar atraksi, barongsai diyakini hadir karena monster yang muncul dan merusak sebuah kampung di daratan China dan membuat warga ketakutan. Di tengah kecemasan itu munculah singa atau barongsai yang kemudian mengusir monster tersebut.

Alih-alih pergi, justru sang monster dendam dan menyerang kembali kampung tersebut. Sehingga warga kemudian menyamar menjadi singa untuk menakuti monster tersebut.

BERITA TERKAIT