test

News

Sabtu, 1 Februari 2020 14:55 WIB

BMKG Paparkan Soal Pergeseran Zona Akvititas Gempa

Editor: Ferro Maulana

Gempa bumi (Foto: Ilustrasi/ Dok Net).

PMJ – Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa pergeseran zona aktif atau kluster-kluster aktivitas gempa kecil merupakan hal wajar karena wilayah Indonesia mempunyai sumber gempa yang banyak.

"Pergeseran zona aktif dari waktu ke waktu merupakan dinamika aktivitas gempa tektonik di Indonesia. Ini wajar karena wilayah kita memiliki sumber gempa yang banyak," tutur Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, di Jakarta, Sabtu (01/02/2020).

Daryono memberikan contoh, kluster aktivitas gempa-gempa kecil atau zona aktif yang ada pada Januari 2020 bisa jadi masih ada hingga Februari. Tetapi bisa jadi terdapat kluster yang berubah tidak aktif atau bergeser ke yang zona lain.

Adapun klaster gempa kecil pada Januari 2020 ada delapan. Antara lain, terlihat pertama ada di Nias, Simeulue, kedua ada di Bengkulu dan Jawa Barat, dan ketiga di Bali, Lombok, Sumba. Keempat di Gorontalo, kelima di Laut Maluku, keenam di Ambon, ketujuh di Banda dan kedelapan di Mamberamo Papua.

"Bersumber dari klaster aktivitas gempa ini kita dapat mengetahui adanya zona aktif yang masih bertahan seperti yang ada di Lombok, Ambon, dan Mamberamo namun demikian ada zona aktif yang cepat berakhir tanpa terjadi gempa kuat," paparnya.

BMKG mencatat pada Januari 2020 terjadi sebanyak 518 kali gempa, jumlah mengalami penurunan dibandingkan dengan Desember 2019 yang terjadi sebanyak 691 kali. Aktivitas kegempaan tersebut di kondisi normal yang mana rata-rata dalam sebulan terjadi gempa sekitar 500 kali.

Peta zona aktif merupakan laporan aktivitas gempa bulanan, yang mana BMKG melakukan tugasnya memonitoring gempa di seluruh wilayah Tanah Air. Menjadi bagian dari tugas BMKG dalam memberikan informasi gempa bumi serta mengedukasi masyarakat terkait aktivitas gempa bumi di Indonesia.

Dirinya menegaskan bahwa peta zona aktif bukanlah prediksi gempa sehingga masyarakat tidak perlu takut serta khawatir. "Hanya kita sebaiknya perlu tetap waspada dengan zona aktif karena pada bulan Januari kondisi kegempaanya cukup aktif. Bisa jadi masih berlanjut pada Februari, tetapi bisa juga aktivitasnya berakhir di bulan Februari tanpa ada gempa signifikan," ungkap Daryono. (ANT/ FER).

BERITA TERKAIT