test

News

Rabu, 16 September 2020 13:37 WIB

Saran WHO, 9 Hal Ini Harus Diperhatikan Saat Buka Sekolah Tatap Muka

Editor: Ferro Maulana

Siswa sekolah yang melakukan tatap muka dalam proses belajar mengajar. (Foto: PMJ/ Dok Net)

PMJ – Badan Kesehatan Dunia (WHO ) menyebut  anak usia di bawah 18 tahun mampu berkontribusi terhadap 8,5 persen dari seluruh kasus infeksi Covid-19 yang ada di dunia. Karena itu, sebelum kembali bersekolah, perlu mempertimbangkan beberapa hal.

Berdasarkan pada pedoman pertimbangan tindakan kesehatan masyarakat terkait sekolah dalam konteks Covid-19 yang disusun Tim Komunikasi Risiko WHO, menyebut bahwa keputusan untuk menutup, menutup sebagian, atau membuka kembali sekolah sepenuhnya perlu didasari oleh pendekatan berbasis risiko.

Pendekatan itu di antaranya berkenaan dengan bagaimana pelaksanaan sekolah dapat memaksimalkan edukasi, meningkatkan kesehatan, dan kesejahteraan murid, guru, staf, serta lingkungan masyarakat secara umum. Dan, tetap membantu mencegah penyebaran wabah Covid-19 di lingkungan sekitar.

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat akan kembali membuka sekolah atau memutuskan untuk tetap membuka sekolah misalnya:

1. Perhatikan kondisi epidemologis Covid-19 di tingkat lokal. Kondisi ini bisa berbeda-beda dari satu tempat dengan yang lainnya bahkan di dalam satu negara.

2. Mempertimbangkan keuntungan dan risikonya. Apakah membuka sekolah lebih memberikan keuntungan atau malah membawa resiko kesehatan bagi murid, guru, dan staf bila sekolah dibuka.

3. Berkenaan hal tersebut perlu juga memperhatikan intensitas transmisi di wilayah sekolah, apakah tidak ada kasus atau transmisi sporadis, transmisi klaster, atau transmisi komunitas.

4. Mempertimbangkan pula dampak keseluruhan dari penutupan sekolah pada edukasi, kesehatan publik, dan kesejahteraan, terutama pada populasi yang rentan dan terpinggirkan misalnya anak perempuan, terlantar atau disabilitas.

5. Memperhatikan kefektifan strategi belajar jarak jauh.

6. Terkait deteksi dan respon, apakah dinas kesehatan wilayah setempat mempu bereaksi cepat apabila terjadi kasus.

7. Terkait dengan kapasitas sekolah atau istitusi pendidikan. Perhatikan apakah sekolah mampu menyediakan lingkungan yang sehat dan bisa beroperasi dengan aman.

8. Perlu adanya koordinasi dan kolaborasi dengan dinas kesehatan setempat.

9. Memastikan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat juga diterapkan tak hanya di sekolah, namun juga di lingkungan sekitar sekolah dan dari masing-masing murid, guru dan staf yang bertugas di sekolah.(Sumber: WHO/Fer).

BERITA TERKAIT