test

Hukrim

Selasa, 28 Mei 2019 15:00 WIB

Polisi Ciduk WNA Amerika karena Diduga Hina Presiden Jokowi

Editor: Redaksi

WNA asal Amerika Serikat Jerry D Gray. (Foto: Dok Net)
PMJ – Pihak Kepolisian menciduk seorang warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat (AS), Jerry D Gray, karena diduga kuat menghina Presiden Joko Widodo. Berdasarkan informasi yang diterima, Jerry diamankan di kediamannya, di Jakarta Barat, Selasa (28/05/2019). Penangkapan terhadap Jerry D Gray itu sendiri dilakukan setelah video dirinya diwawancarai seorang pria yang viral di media sosial. Dalam video tersebut, Jerry ditanya tentang perkembangan kondisi di Indonesia saat ini. “Bagamana pendapat Pak Jerry untuk Indonesia ke depannya, melihat saat-saat ini?” tanya sang perekam video. Kemudian, dengan sangat gamblang Jerry yang disebut-sebut mantan tentara AS itu menyebut Indonesia sekarang sudah sangat parah. “Memang kondisi Indonesia sekarang sangat parah. Terlalu banyak kecurangan sama rezim yang ada sekarang,” katanya dalm bahasa Indonesia yang cukup fasih. Tetapi, yang mengejutkan si bule yang sudah menjadi mualaf dan kerap memberika ceramah itu mengafiliasikan Indonesia dengan komunis. “Sudah jelas ada inflitrasi komunis dan lain-lain masuk ke Tanah Air, mau diambil negara ini untuk dia punya sendiri,” ujarnya. Karena itu, Jerry mendorong rakyat untuk bersatu melakukan perlawanan. “Rakyat Indonesia, bukan muslim saja, kita smua harus bersatu harus maju sampai negara ini kembali jujur lagi,” katanya lagi. Masih di kesempatan yang sama, Jerry D Gray juga menegaskan bahwa Prabowo Subianto harus jadi presiden. “Sampai presiden Republik Indonesia nama Prabowo, Bukan nama yang sekarang,” tegasnya. Jerry juga menyebut bahwa Jokowi harus mundur dan harus dihukum. “(Presiden) Yang sekarang, sudah jujur, tidak bener. Dia harus mundur dan juga harus kena hukum,” ujarnya menambahkan. Masih dari penuturan Jerry, makin cepat Jokowi turun, maka akan kian lebih baik untuk bangsa Indonesia. “Dia (Jokowi) nggak ikut konstitusi Indonesia, dia nggak bener,”sambungnya. “Ini memang untuk Republik Indonesia, dia harus turun cepat jangan tunggu sampai Oktober,” tutupnya. (FER).

BERITA TERKAIT